Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tano Ponggol Bakal Disulap Jadi "Terusan Suez" Indonesia

Kompas.com - 01/08/2019, 10:00 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

TOBA SAMOSIR, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan menata wilayah Tano Ponggol yang memisahkan antara Pulau Samosir dengan daratan Sumatera dengan konsep water front city.

Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Hadi Sucahyono menjelaskan, pengembangan water front city dilakukan empat direktorat, yaitu Bina Marga, Sumber Daya Air, Cipta Karya dan Penyediaan Perumahan.

“Jadi SDA (melebarkan dan memperdalam) alurnya, jembatan dan jalan di Bina Marga, Cipta Karya (masuk dalam pengembangan water front city), dan Perumahan melalui program BSPS,” kata Hadi menjawab Kompas.com, Rabu (31/7/2019).

Pekerjaan yang tengah dilakukan yaitu melebarkan dan memperdalam alur Tano Ponggol, yaitu dari lebar 25 meter dan kedalaman 3 meter menjadi lebar 80 meter dan kedalaman 8 meter.

Baca juga: Tahun 2020, Pemerintah Promosi Besar-besaran Danau Toba

Sejauh ini, pekerjaan yang menelan anggaran Rp 313 miliar tersebut baru mencapai 74 persen dan ditargetkan rampung pada akhir tahun ini.

Direktur Sungai dan Pantai Direktorat Jenderal SDA Jarot Widyoko mengungkapkan, sebelum dilebarkan hanya kapal kayu berkapasitas 15 orang yang bisa melewati alur tersebut.

Itu pun bila pada saat kondisi air surut, maka kapal itu harus ditarik untuk dapat melewatinya.

“Jadi kalau saya membayangkan alur ini seperti Terusan Suez, bedanya kalau Suez itu kan laut dengan laut ini danau dengan danau,” kata Jarot. 

“Kapal wisata mulai dari Parapat bisa keliling dan saya kira kanan kiri ini nanti bisa berkembang seperti apa yang disampaikan Pak Kaba, menjadi tempat destinasi untuk kuliner. Jadi tidak di Parapat saja,” imbuh Jarot.

Sementara itu untuk pembangunan Jembatan Tano Ponggol akan dilaksanakan setelah pekerjaan pendalaman alur rampung. Nantinya, jembatan tersebut akan dirancang sepanjang 1 kilometer. 

Menurut Kepala BBPJN II Medan Sumatera Utara Ditjen Bina Marga Selamet Rasidi panjang jembatan yang akan dibangun memang lebih panjang dibandingkan lebar alur.

Hal itu disebabkan yang dibangun bukan hanya jembatan utama semata, tetapi juga jembatan pendekat.

“Diharapkan konstruksinya dapat dilaksanakan pada tahun 2020-2021,” kata Selamet.

Sementara untuk pengembangan water front, menurut Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman Ditjen Cipta Karya Didiet A Akhdiat, akan dilakukan di atas lahan seluas 80 hektar dengan alokasi anggaran yang disiapkan sebesar Rp 105 miliar. 

“Direncanakan pekerjaan konstruksinya akan dimulai pada tahun 2020, saat ini konsep desainnya telah selesai," sebut Didiet.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau