Pengembangan TOD ini akan menguntungkan pengembang di segmen menengah dan menengah-bawah sesuai dengan lokasi dan pasarnya, yaitu Bekasi, Jakarta Timur, dan Bogor.
Pada kuartal II-2019, pasokan kumulatif apartemen mencapai 252.036 unit atau tumbuh tipis 0,21 persen.
Angka pasokan kumulatif tersebut merupakan hasil dari kontribusi beberapa launching proyek baru, yaitu sebesar 528 unit yang berasal dari South Gate (Tower Prime), The Loggia (Tower South) dan Sun and Moon.
"Proyek- proyek membidik membidik segmen menengah-atas dan mewah," kata Martin.
Dalam hal lokasi, sebaran apartemen di Jakarta masih didominasi oleh Jakarta Selatan dan Barat yang masing-masing sebesar 20 persen, Jakarta Pusat (19 persen), Jakarta Utara (17 persen) dan sisanya berasal dari Jakarta Timur (12 persen) dan Kawasan CBD (12 persen).
Adapun tingkat penjualan secara keseluruhan mencapai 83,5 persen. Angka ini hanya sedikit bertumbuh 0,2 basis poin dari kuartal sebelumnya.
Banyaknya pengembangan apartemen yang tidak diimbangi oleh permintaan menyebabkan tingkat penjualan sulit untuk meningkat.
Sedangkan harga pasar secara rata-rata mencapai Rp 25,5 juta per meter persegi, besaran ini relatif stabil dari kuartal sebelumnya.
Pasokan yang melimpah menyebabkan banyak pengembang tidak dapat meningkatkan harga secara signifikan. Mereka harus menjaga agar produk mereka tetap kompetitif sehingga menarik bagi pembeli.
Ada pun harga rata-rata apartemen di kawasan tertentu seperti Pondok Indah, Puri Indah, Menteng, telah mencapai Rp 33,4 juta per meter persegi.
Dan yang paling tinggi adalah kawasan central business district (CBD) dengan harga rata-rata mencapai Rp 50,3 juta per meter persegi.
Namun semua besaran harga di atas, secara kuartalan, relatif stabil oleh karena persaingan yang sengit di sektor hunian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.