Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Empat Tips Menata Rumah Ramah Anak

Kompas.com - 29/06/2019, 07:00 WIB
Hilda B Alexander

Editor

Sumber

Kendalikan juga pergerakan si kecil agar tak terlalu aktif saat bermain. Hindarilah desain furnitur yang mendorong perilaku hiperaktif, seperti memanjat, karena akan membahayakan si kecil.

Selain itu, anak-anak juga lebih sensitif dengan pelapis furnitur.Kulit anak rentan terluka saat bersentuhan dengan furnitur dengan finishing kasar. Pilihlan furnitur dengan bahan finishing berbasis air (water-based).

Gunakan bahan pelapis yang antitoksin

Anak begitu rentan terkena penyakit dari zat-zat berbahaya yang terdapat di dalam rumah. 

Sebagian besar waktu anak dihabiskan di dalam rumah. Hal ini membuat mereka begitu sering bersentuhan langsung dengan dinding dan lantai.

Sekilas bagian-bagian seperti dinding dan lantai terlihat aman jika sering dibersihkan, tapi ternyata keduanya dapat menjadi sumber penyakit di rumah.

Pastikan dinding tak dilapisi cat yang mengandung sumber polutan beracun Volatile Organic Compound (VOC). Zat ini dapat menyebabkan alergi, iritasi saluran pernapasan sampai kanker.

Begitupun dengan pelapis dinding yang menggunakan larutan solvent-based yang mengandung tiner dan spiritus. Bau tajamnya dapat menimbulkan gangguan pernapasan.

Untuk pelapis lantai, pilihlah pelapis vinil yang terbuat dari PVC sehingga tak memiliki pori-pori yang bisa menyimpan banyak debu.

Permukaan vinil juga cukup halus sehingga dapat mengurangi rasa sakit saat anak jatuh.

Terapkan kombinasi warna yang harmonis

Terapkan kombinasi warna yang harmonis

Dekoruma Terapkan kombinasi warna yang harmonis
Penting memilih warna yang tepat untuk perkembangan psikologis anak. Meski dapat membantu merangsang kreativitas anak, namun berhati-hatilah dengan penggunaan warna terang di ruang anak.

Warna agresif seperti merah menyala dapat mengganggu kenyamanan anak sekaligus merusak estetika ruang.

Komposisi warna yang tepat untuk ruang anak adalah 70 persen warna netral diaplikasikan pada dinding dan lantai, 30 persen warna terang diterapkan sebagai aksen pada elemen dekorasi.

Kombinasi warna yang lebih berani bisa diterapkan pada mural dinding.

Untuk warna utama sebaiknya kembali disesuaikan dengan tahapan usia anak. Warna pastel yang lembut pas untuk anak usia bayi dan balita.

Sementara untuk anak usia sekolah, Anda bisa memilih warna yang lebih terang menyesuaikan dengan karakter anak yang lebih playful dan enerjik.

Tak perlu secara khusus mendesain semua sudut rumah untuk memenuhi kebutuhan anak.

Setidaknya terapkan ke-empat tips tersebut pada ruangan di mana si kecil sering menghabiskan waktu, bisa kamar tidur, ruang keluarga, ataupun ruang bermain.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau