Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Empat Tips Menata Rumah Ramah Anak

Kompas.com - 29/06/2019, 07:00 WIB
Hilda B Alexander

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Secara kasat mata rumah mungkin terlihat sepenuhnya aman untuk Anda, namun belum tentu untuk si kecil. Tidak seperti orang dewasa, anak memiliki sistem kekebalan yang lebih rentan.

Rumah bisa saja menyimpan potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan keselamatan anak.

Apalagi desain rumah biasanya fokus mengikuti kebutuhan dan aktivitas orang dewasa, sehingga kebutuhan anak pun terabaikan.

Terdapat beberapa kiat yang bisa Anda terapkan untuk menciptakan rumah ramah anak.

Selain mengantisipasi sejumlah kecelakaan dan bahaya, cara ini juga memperhatikan aspek kenyamanan dan tumbuh kembang si kecil.

Sesuaikan dengan tahap perkembangan usia anak

Sesuaikan dengan tahap perkembangan usia anak

Dekoruma Sesuaikan dengan tahap perkembangan usia anak
Usia menjadi penentu kebutuhan ruang anak. Kebutuhan anak berusia balita jelas berbeda dengan anak usia sekolah.

Aktivitas anak berkembang seiring pertambahan umurnya. Maka dari itu, penting untuk menyesuaikan kebutuhan ruang dengan tahapan pertumbuhan anak.

Untuk bayi yang baru lahir, Anda perlu memperhatikan aspek kebersihan ruang. Pasang smoke detector untuk mendeteksi zat berbahaya di sekitar tempat tidur bayi.

Jika udara di dalam ruangan terkontaminasi polutan berbahaya, Anda bisa menggunakan pemurni udara untuk menjernihkannya.

Saat balita anak sudah mulai senang mengeksplorasi berbagai hal. Selain memilih furnitur yang dapat merangsang motorik dan kreativitas anak, gunakan juga berbagai jenis pengaman seperti, pelindung sudut lancip furnitur, handle lemari, dan penutup stop kontak.

Pada anak usia sekolah yang mengalami perkembangan fisik yang lebih aktif, keamanan rumah perlu ditingkatkan, terutama pada bagian tangga. Jangan menggunakan pelapis lantai yang licin dan pastikan handle tangga telah terpasang dengan kuat.

Memilih furnitur ergonomis

Sesuaikan dengan tahap perkembangan usia anak

Dekoruma Sesuaikan dengan tahap perkembangan usia anak
Furnitur dengan desain dan warna yang playful memang baik untuk perkembangan si kecil. Namun, dimensi furnitur juga perlu disesuaikan dengan ukuran tubuh anak.

Struktur furnitur juga harus stabil dan kokoh sehingga kuat menopang tubuh anak dan tak mudah rusak saat si kecil menggunakannya dengan sembarang.

Kendalikan juga pergerakan si kecil agar tak terlalu aktif saat bermain. Hindarilah desain furnitur yang mendorong perilaku hiperaktif, seperti memanjat, karena akan membahayakan si kecil.

Selain itu, anak-anak juga lebih sensitif dengan pelapis furnitur.Kulit anak rentan terluka saat bersentuhan dengan furnitur dengan finishing kasar. Pilihlan furnitur dengan bahan finishing berbasis air (water-based).

Gunakan bahan pelapis yang antitoksin

Gunakan bahan pelapis yang antitoksin

Dekoruma Gunakan bahan pelapis yang antitoksin
Anak begitu rentan terkena penyakit dari zat-zat berbahaya yang terdapat di dalam rumah. 

Sebagian besar waktu anak dihabiskan di dalam rumah. Hal ini membuat mereka begitu sering bersentuhan langsung dengan dinding dan lantai.

Sekilas bagian-bagian seperti dinding dan lantai terlihat aman jika sering dibersihkan, tapi ternyata keduanya dapat menjadi sumber penyakit di rumah.

Pastikan dinding tak dilapisi cat yang mengandung sumber polutan beracun Volatile Organic Compound (VOC). Zat ini dapat menyebabkan alergi, iritasi saluran pernapasan sampai kanker.

Begitupun dengan pelapis dinding yang menggunakan larutan solvent-based yang mengandung tiner dan spiritus. Bau tajamnya dapat menimbulkan gangguan pernapasan.

Untuk pelapis lantai, pilihlah pelapis vinil yang terbuat dari PVC sehingga tak memiliki pori-pori yang bisa menyimpan banyak debu.

Permukaan vinil juga cukup halus sehingga dapat mengurangi rasa sakit saat anak jatuh.

Terapkan kombinasi warna yang harmonis

Terapkan kombinasi warna yang harmonis

Dekoruma Terapkan kombinasi warna yang harmonis
Penting memilih warna yang tepat untuk perkembangan psikologis anak. Meski dapat membantu merangsang kreativitas anak, namun berhati-hatilah dengan penggunaan warna terang di ruang anak.

Warna agresif seperti merah menyala dapat mengganggu kenyamanan anak sekaligus merusak estetika ruang.

Komposisi warna yang tepat untuk ruang anak adalah 70 persen warna netral diaplikasikan pada dinding dan lantai, 30 persen warna terang diterapkan sebagai aksen pada elemen dekorasi.

Kombinasi warna yang lebih berani bisa diterapkan pada mural dinding.

Untuk warna utama sebaiknya kembali disesuaikan dengan tahapan usia anak. Warna pastel yang lembut pas untuk anak usia bayi dan balita.

Sementara untuk anak usia sekolah, Anda bisa memilih warna yang lebih terang menyesuaikan dengan karakter anak yang lebih playful dan enerjik.

Tak perlu secara khusus mendesain semua sudut rumah untuk memenuhi kebutuhan anak.

Setidaknya terapkan ke-empat tips tersebut pada ruangan di mana si kecil sering menghabiskan waktu, bisa kamar tidur, ruang keluarga, ataupun ruang bermain.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau