Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertemuan G-20 Diharapkan Berdanpak Prositif pada Properti Indonesia

Kompas.com - 28/06/2019, 18:00 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pertemuan negara-negara yang tergabung dalam kelompok G-20 yang dilangsungkan di Jepang, diharapkan memberikan kontribusi positif terhadap sektor properti di Tanah Air.

Menurut Head of Research Savills Indonesia, Anton Sitorus, memanasnya kondisi perekonomian global imbas perang dagang antara Amerika Serikat dengan China, turut memberikan dampak terhadap sektor properti dalam negeri.

"Kalau melihat ekonomi global, kebanyakan masih berkutat pada masalah global recovery yang dibayangi tradewar. Dampaknya besar bagi perekonomian dunia," kata Anton di Jakarta, Rabu (26/6/2019).

Baca juga: Kondisi Politik Stabil Jadi Ladang Investasi Menarik

Proses pemulihan, sebut dia, bukanlah persoalan yang mudah bagi sejumlah negara berkembang, tak terkecuali Indonesia.

Pemerintah, menurut Anton, sebenarnya sudah cukup baik dalam menjaga stabilitas ekonomi melalui sejumlah kebijakan fiskal dan moneter yang dikeluarkan.

Bahkan, sejumlah institusi global memperkirakan pertumbuhan ekonomi dapat mencapai 5,2 persen, atau 0,1 persen lebih rendah dari target pemerintah. Namun demikian, prediksi tersebut dinilai masih cukup baik.

"April-Mei, Moody dan S&P memberikan gambaran positif untuk Indonesia. Artinya secara ekonomi kita cukup optimis, bahwa ke depan ini ekonomi kita tidak akan lebih jelek dibandingkan yang kemarin," ujarnya.

"Bahkan dengan pembangunan infrastruktur, lalu kebijakan yang diperbaiki, seharusnya kondisi ekonomi kita lebih baik," imbuh Anton.

Namun demikian, dengan atmosfer yang cukup baik antara China dan AS dalam beberapa waktu terakhir jelang pertemuan G-20, ia optimistis, pertemuan yang berlangsung di Osaka tersebut akan memberikan dampak yang baik juga bagi sektor properti Indonesia.

"Bukannya tidak mungkin di semester kedua nanti atmosfernya akan membaik. Trade war-nya bukan makin meruncing tapi mereda dan tentunya akan berpengharuh terhadap ekonomi Indonesia," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau