Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kata Jasa Marga Soal Desain Masjid Al Safar

Kompas.com - 02/06/2019, 17:13 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Dalam akun Instagram pribadinya, Ridwan mengatakan mendesain masjid merupakan salah satu hal yang paling ia minati.

"Karena bukan ustadz, minimal saya berdakwah dengan menghadirkan infrastruktur dakwah yaitu ragam masjid di seluruh dunia yang sempit dan sementara ini," tulis Emil, sapaan akrabnya.

Ia mengaku ingin menyumbangkan kemajuan seni dan arsitektur Islam. Menurutnya, estetika Islam sangat kuat di geometri. Maka dari itu setiap desain masjid selalu berusaha baru dengan geometri berbeda.

"Hasilnya beragam dari 1/2 kubah, multi kubah, kotak, silinder, tradisional sampai dengan bentuk-bentuk poligon seperti segitiga. Berbeda-beda karena desain yang baik harus merespon Geografi, lokasi, iklim, ukuran, budaya dan lain-lain," tulis Emil yang meraih pujian dari PBB atas konsep pembangunan kota dengan proyek kebahagiaan itu.

Ia pun tak mempersoalkan jika banyak orang yang membuat tafsir beragam soal desain masjidnya.

"Saya tidak perlu marah terhadap tafsir, yang penting saya jelaskan bahwa jika Masjid Al Safar dikatakan sebagai implementasi dari simbol2 iluminati itu adalah kesimpulan keliru. Karena itu tidak benar dan tidak dimaksudkan," papar Emil.

Ia menambahkan, isu ini sudah berhembus sejak Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018 lalu. Ia pun berkomitmen tak akan pernah berhenti berkarya meski desain masjidnya ditafsir keliru.

"Isu ini pernah dihebohkan oleh pihak yang sama di zaman Pilgub 2018 untuk menjelekkan saya saat kampanye. Saya sudah maafkan, move on dan saya hanya berdoa. Dan tentunya selalu saya ikhlaskan dan maafkan, kesimpulan2 tanpa tabayun seperti ini yang kemudian diviralkan untuk merusak nama baik dan keimanan saya," jelasnya.

Nominasi Abdullatif Al Fozan Award

Di tengah perbincangan hangat soal hal tersebut, Masjid Al Safar ternyata diapresiasi dunia internasional. Masjid Al Safar merupakan karya Ridwan Kamil bersama firma arsiteknya Urbane Indonesia.

Masjid itu masuk ke nominasi Abdullatif Al Fozan Award, ajang penghargaan yang menampilkan desain dan karya masjid di negara-negara berpenduduk muslim dunia.

Ada tiga masjid karya Emil yang masuk ke nominasi itu, yakni Masjid Al Irsyad di Kota Baru Parahyangan; Masjid Al Safar di rest area KM 88 ruas jalan tol Purbaleunyi dan; Masjid Raya Sumatera Barat di Padang.

Principal Urbane Indonesia, Reza Achmed Nurtjahja mengatakan, pihaknya dihubungi oleh panitia dari Abdullatif Al Fozan Award dan diminta untuk mengirimkan desain masjid yang telah dibangun dari tahun 2010.

"Kami dikontak oleh panitia dan diminta menyerahkan desain Masjid dari tahun 2010. Mungkin mereka pernah melihat artikel yang membahas masjid Al Irsyad di sebuah majalah arsitektur Asia," lanjut Reza.

Reza dan timnya kemudian mengirimkan sembilan desain masjid yang pernah dikerjakan dan 3 diantaranya berhasil menjadi nominator bersama 27 karya lainnya.

"Dari 200-an desain dipilih 27 dengan konteks kategorinya yang berbeda-beda," ungkap Reza.

Dari 27 karya masjid yang terpilih, 3 di antaranya adalah masjid yang didesain oleh Ridwan Kamil dan rekan-rekannya.

Masjid Al SafarJasa Marga Masjid Al Safar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com