Minimalisme tidak hanya dapat diterapkan dalam berbagai bidang kesenian dan keilmuan praktis, namun juga aplikatif diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bahkan hasil penelitian yang dilakukan Cedric VanEenoo dari University of Technology Sydney menyebutkan minimalisme memberikan pengaruh kuat terhadap kesejahteraan diri seseorang.
Beberapa waktu lalu, serial bersih-bersih rumah yang dipandu oleh Marie Kondo sempat menarik banyak perhatian.
Metode KonMari yang diperkenalkan Kondo menekankan terhadap penggunaan barang yang paling dibutuhkan dan meninggalkan barang yang sudah tidak lagi memberikan nilai terhadap kehidupan.
Metode tersebut selaras dengan penerapan prinsip minimalisme. Kondo memang merujuk pada nilai-nilai yang terkandung dalam filosofi Zen.
Atau seperti ma yang berarti kekosongan ruang, seijaku yang merujuk pada keheningan atau ketenangan dan wabi sabi yang menyatakan keindahan pada ketidaksempurnaan asalkan terdapat kecukupan.
Secara prinsip, filosofi inilah yang menjadi salah satu akar dari aliran minimalisme.
Perkembangan filosofi Zen pada tahun 1980 merupakan sebuah respon atas pertumbuhan penduduk yang melonjak secara drastis, sekaligus urbanisasi yang berlangsung secara masif di Jepang.
Lahan-lahan seketika dipadati perumahan dan gedung-gedung tinggi.
Belum lagi, perkembangan sektor industri dan teknologi juga kian mempercepat laju modernisasi.
Keseimbangan dan simplisitas yang ditawarkan filosofi Zen hadir sebagai solusi untuk mengatasi carut-marut kehidupan urban modern.
Nilai-nilai yang berusaha dicapai dari filosofi Zen seperti kenyamanan, ketahanan, dan harmonisasi memberikan pengaruh lebih kepada para desainer saat menerapkan desain interior minimalis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.