JAKARTA, KOMPAS.com - Sekitar 150.000 kendaraan diperkirakan melintasi Tol Jakarta-Cikampek saat puncak arus mudik dan balik Lebaran tahun 2019 ini.
Guna mengantisipasi kemacetan yang akan terjadi, PT Jasa Marga (Persero) Tbk telah menyiapkan tiga jurus. Pertama, melakukan distribusi beban kendaraan.
"Distribusi beban kan ada larangan truk. Itu mutlak kalau ingat tahun lalu naiknya 88 persen traffic-nya terhadap normal," kata General Manager Jasa Marga Cabang Jakarta-Cikampek, Raddy R Lukman di kantornya, Senin (20/5/2019).
Menurut dia, selama ini banyak truk over dimension over load (ODOL) yang melintasi tol sepanjang 73 kilometer tersebut.
Baca juga: YLKI Anggap Penerapan One Way Saat Mudik Bikin Bekasi Merah Total
Meski pun penindakan telah dilakukan setiap minggunya, hal itu tidak menyurutkan pengusaha logistik memuat beban melebihi kapasitas truk. Dengan adanya pembatasan truk beroperasi, diharapkan lalu lintas di jalan tol kian lancar.
Kedua, optimalisasi kapasitas Gerbang Tol Cikarang Utama dengan memindahkan ke GT Cikampek Utama di KM 70 dan GT Kalihurip Utama di KM 68.
"Dampaknya, mulai dari GT Gerbang Cibatu, Cikarang Timur, Karawang Barat, Karawang Timur, Kalihurip itu semua naik kapasitasnya," imbuh dia.
Raddy menjelaskan, bila tak dipindahkan, diperkirakan 150.000 kendaraan akan melintasi GT Cikarang Utama saat puncak arus mudik. Jumlah tersebut naik bila dibandingkan tahun lalu sejumlah 130.000 kendaraan.
Baca juga: Pemudik, Catat Informasi Lengkap Tarif dan Fasilitas Tol Trans-Jawa
"Tapi karena ini sudah digeser ke sini (Cikampek Utama), itu sudah berkurang hampir separuhnya. Di Cikarang Utama kalau hari-hari biasa 65.000, di sini 27.000 kendaraan," kata Raddy.
Ia menambahkan, tak kurang dari 77.000 kendaraan akan melintas saat arus mudik dan 83.000 kendaraan akan melintas saat arus balik.
Namun, bila skenario sistem satu arah atau one way diterapkan, diperkirakan jumlah kendaraan yang melintas akan naik, yaitu 90.000 kendaraan saat arus mudik dan 98.000 kendaraan saat arus balik.
Jurus terakhir yaitu menghentikan seluruh pekerjaan proyek infrastruktur yang ada di koridor Jakarta-Cikampek dan mengoptimalkan tempat istirahat/tempat istirahat dengan pelayanan (TI/TIP) yang ada.
Menurut rencana, seluruh proyek infrastruktur akan dihentikan pada H-10 hingga H+10 lebaran. Sejalan dengan hal tersebut, kapasitas lajur yang ada dikembalikan ke kondisi normal.
"Karena salah satu kendala kelacaran penyebab kepadatan adalah penyempitan lajur akibat proyek," kata dia.
Sementara untuk optimalisasi TI/TIP dilakukan dengan mempersiapkan rambu-rambu dan petugas yang akan membantu pemudik saat berada di tempat tersebut.
Nantinya, seluruh TI/TIP dapat digunakan semaksimal mungkin di kedua jalur yang ada.
"Tahun lalu kan kapasitas TI/TIP yang kurang walaupun kita sudah menambah TI darurat. Dengan adanya pemberitahuan one way dua arah, tadi jalur A dan jalur B, jad bisa dipakai rambu-rambu TI/TIP-nya," tuntas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.