Tim perancang mengatakan, dalam satu kota tersebut terdapat total enam desa. Setiap desa terdiri dari kumpulan enam buah struktur heksagonal.
Dengan demikian, dalam satu kota terapung, terdapat sekitar 10.000 penduduk.
Bjarke Ingels mengatakan, jumlah penduduk ini dianggap merupakan angka ideal. Ini karena kota terapung tersebut didesain agar dapat memproduksi tenaga listrik, air bersih, dan panas.
Struktur kota dibuat dari material Biorock yang berasal dari ekstraksi mineral bawah laut. Proses ini akan menghasilkan lapisan batu kapur yang tiga kali lebih keras dibandingkan semen namun masih dapat terapung.
Uniknya, material Biorock ini semakin lama akan semakin kuat seiring bertambahnya usia dan bahkan dapat memperbaiki dirinya sendiri selama masih terpapar arus.
Ini memungkinkan struktur kota dapat bertahan di tengah kondisi yang keras.
Baca juga: Chicago Berencana Bangun Taman Terapung
Di setiap struktur terdapat beberapa bangunan yang dibangun dengan tinggi tak lebih dari tujuh lantai.
Seluruh gedung yang ada dibangun dari bahan-bahan yang berkelnjutan seperti bambu maupun kayu.
Kota ini dilengkapi dengan sistem akuifer yang dapat mengambil air bersih dari udara. Dalam skenario terburuk saat bencana, mesin generator dapat menyaring air dari atmosfir dan mengubahnya menjadi air sekaligus memurnikannya dari bakteri dan kandungan metal.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan