Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Evolusi Transportasi Massal, dari Omnibus hingga Kereta Listrik

Kompas.com - 25/03/2019, 19:59 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Namun populernya kendaraan pribadi menambah masalah tersendiri bagi bus. Alat transportasi ini beroperasi penuh di jalanan kota dan bercampur dengan lalu lintas lain sehingga dapat menghambat perjalanan.

Untuk itu, banyak wilayah mulai mengoperasikan bus di jalur khusus yang bebas hambatan.

Jalur bawah tanah

Evolusi transportasi massal tak hanya terjadi di jalanan kota. Di beberapa tempat, sistem transportasi memanfaatkan terowongan bawah tanah.

Metropolitan Railway, yang sekarang menjadi bagian dari London Underground merupakan cikal bakal dari model transportasi ini.

Sebelum ada rencana dibuat untuk sistem transit dengan terowongan dan stasiun bawah tanah, beberapa operator kereta api telah menggunakan terowongan untuk kereta barang.

dan penumpang. Contohnya Trevithick's Tunnel yang dibangun pada 1804 dan Crown Street Tunnel di Liverpool.

Kemudian pada 1863, Metropolitan Railway mulai beroperasi. Kereta ini beroperasi di terowongan yang dangkal dan tertutup.

Meski begitu, penggunaan kereta uap membuat asap yang ditimbulkan memiliki efek samping baik bagi penumpang maupun para pekerja.

Untuk itu, pada 1890, sistem kereta api bawah tanah London memanfaatkan aliran listrik agar bisa beroperasi.

Baru kemudian jalur kereta layang dibangun pertama kali di Liverpool pada 1893. Jalur yang dinamakan The Liverpool Overhead Railway ini merupakan sistem metro kempat di dunia dan sistem pertama yang beroperasi di jalulr layang.

Setelah itu, berturut-turut berbagai kota dunia mulai mengaplikasikan konsep transportasi ini, yang dimulai dari Budapest, Paris, hingga Boston dan Tokyo.

Saat Perang Dunia I, kereta api listrik bawah tanah digunakan di Athena, Berlin, Boston, Buenos Aires, Budapest , Glasgow, Hamburg, Liverpool, Kota New York, Paris, dan Philadelphia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau