KOMPAS.com - Sejak 1820-an, berbagai bentuk transportasi umum telah menjadi bagian penting dari sejarah perkotaan.
Sejak saat itu, bentuk moda transportasi telah berubah, mulai dari transportasi konvensional yang menggunakan hewan hingga alat transportasi massal yang telah dilengkapi peralatan canggih.
Sejarah transportasi massal mulai berkembang seiring dengan berkembangnya teknologi.
Pada mulanya, masyarakat Perancis menggunakan omnibus yang ditarik oleh kuda pada 1828. Alat ini mampu mengangkut 25 hingga 50 orang dalam sekali perjalanan.
dioperasikan oleh pengusaha yang ingin mendapatkan keuntungan dari bisnis jasa pengantaran di jalanan sibuk di perkotaan.
Kemudian pada 1832, operator mulai memasang rel di jalanan sebagai opsi lain pengangkutan manusia. Hal ini dilakukan untuk mengurangi gangguan selama perjalanan sekaligus mengurangi beban yang harus ditarik.
Selanjutnya, transportasi massal berkembang cukup pesat ketika San Francisco mulai mengenalkan model cable car, yang sesuai untuk lanskap kota yang berbukit.
Cable car dioperasikan dengan cara ditarik oleh kabel yang berpusat pada mesin uap dari stasiun.
Ide alat transportasi ini berkembang ke kota-kota lain di Amerika Serikat untuk mengurangi efek samping dari pemanfaatan kuda di area perkotaan.
Pada pertengahan abad ke-19 lokomotif uap mulai mengambil peran dan dapat melayani berbagai rute tersibuk. Alat ini dapat beroperasi lebih jauh dan lebih cepat karena tidak bergantung pada kabel.
Berlin merupakan kota pertama yang mengadaptasi teknologi listrik ke dalam alat transpotasi. Pada 1897, kota ini memanfaatkan kereta yang menggunakan listrik.
Setelah itu, kereta uap secara bertahap digantikan oleh listrik yang dianggap lebih bersih dan tenang.
Selanjutnya, bus mulai diperkenalkan ke publik pada tahun 1920-an. Seperti halnya mobil, mereka menawarkan fleksibilitas jangka pendek.
Alat transportasi ini mulai berkembang hingga pada 1960-an, sebagian besar layanan transportasi massal perkotaan menggunakan bus untuk menjangkau berbagai wilayah.
Namun populernya kendaraan pribadi menambah masalah tersendiri bagi bus. Alat transportasi ini beroperasi penuh di jalanan kota dan bercampur dengan lalu lintas lain sehingga dapat menghambat perjalanan.
Untuk itu, banyak wilayah mulai mengoperasikan bus di jalur khusus yang bebas hambatan.
Evolusi transportasi massal tak hanya terjadi di jalanan kota. Di beberapa tempat, sistem transportasi memanfaatkan terowongan bawah tanah.
Metropolitan Railway, yang sekarang menjadi bagian dari London Underground merupakan cikal bakal dari model transportasi ini.
Sebelum ada rencana dibuat untuk sistem transit dengan terowongan dan stasiun bawah tanah, beberapa operator kereta api telah menggunakan terowongan untuk kereta barang.
dan penumpang. Contohnya Trevithick's Tunnel yang dibangun pada 1804 dan Crown Street Tunnel di Liverpool.
Meski begitu, penggunaan kereta uap membuat asap yang ditimbulkan memiliki efek samping baik bagi penumpang maupun para pekerja.
Untuk itu, pada 1890, sistem kereta api bawah tanah London memanfaatkan aliran listrik agar bisa beroperasi.
Baru kemudian jalur kereta layang dibangun pertama kali di Liverpool pada 1893. Jalur yang dinamakan The Liverpool Overhead Railway ini merupakan sistem metro kempat di dunia dan sistem pertama yang beroperasi di jalulr layang.
Setelah itu, berturut-turut berbagai kota dunia mulai mengaplikasikan konsep transportasi ini, yang dimulai dari Budapest, Paris, hingga Boston dan Tokyo.
Saat Perang Dunia I, kereta api listrik bawah tanah digunakan di Athena, Berlin, Boston, Buenos Aires, Budapest , Glasgow, Hamburg, Liverpool, Kota New York, Paris, dan Philadelphia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.