"Ini luar biasa. Saya bakal pulang ke Bandung, saya akan temui orang tua. Dan saya terima kasih banget sama Allah SWT," ucapnya.
Sejauh ini, Fauzan mengaku, telah dimintai nomor telepon oleh seorang pegawai Kementerian PUPR agar dapat dengan mudah dikonfirmasi pada kemudian hari.
Namun sebelumnya, dirinya harus berkomunikasi dengan pihak rektorat bahwa ia mendapatkan pekerjaan dari Presiden Jokowi.
"Saya tidak kepikiran mau ditempatkan di mana. Tapi Insya Allah kalau ditempatkan di mana pun saya harus bisa," tekad dia.
Dengan latar belakang planologi, Fauzan mengaku, memiliki keahlian di bidang perencanaan wilayah terutama dalam hal kebijakan.
Salah satu kelemahan dalam penataan tata kota di Indonesia, menurut dia, ada pada banyaknya tumpang tindih peraturan antara pusat dan daerah.
"Seperti contohnya Perhutani. Perhutani punya peraturan, kota punya peraturan, di mana seharusnya wilayah-wilayah yang tidak bisa dipakai itu dipakai," ujarnya.
"Contoh di daerah saya itu di kawasan Bandung Utara, masalahnya di mana? Banyak bangunan yang didirikan di sana tidak sesuai peraturan yang ada," Fauzan memberi contoh.
Tak bisa langsung masuk
Ditemui terpisah, Basuki menyatakan, meski mendapatkan garansi masuk Kementerian PUPR dari Presiden, hal itu tidak serta merta membuat Fauzan dapat masuk kementerian yang dipimpinnya begitu saja.
Basuki menegaskan, untuk menjadi seorang aparatur sipil negara (ASN), diperlukan serangkaian tes yang harus dilewati. Hal ini juga berlaku untuk ASN di kementerian/lembaga lainnya.
"Mungkin bisa kita tarik ke magang atau BUMN terlebih dahulu," tuntas Basuki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.