Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karya-karya Monumental Arata Isozaki, Peraih "Pritzker Prize 2019"

Kompas.com - 06/03/2019, 12:30 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Arata Isozaki adalah salah satu arsitek asal Jepang yang karyanya berada di berbagai belahan dunia. Tahun ini, Isozaki dinobatkan sebagai penerima Penghargaan Pritzker atau Pritzker Prize.

Sebuah upacara penganugerahan akan digelar pada Mei mendatang di Château de Versailles, Perancis.

Isozaki dikenal akan karya-karyanya yang mampu mendorong dialog arsitektur antara timur dan barat, seperti:

Oita Prefectural Library, Oita, Jepang (1962-1966)

Karir awal Isozaki dimulai saat pembangunan kembali pasca Perang Dunia II di kampung halamannya, Oita.

Salah satu karya paling awalnya adalah perpustakaan daerah di Oita, yang saat ini sudah berganti nama menjad Oita Art Plaza.

Baca juga: Arsitek Jepang Raih Pritzker Prize 2019

Dalam merancang bangunan ini, Isozaki menganggap arsitektur tidak harus statis. Karya awal Isozaki tersebut terinspirasi dari gaya brutalisme Eropa.

Dia kemudian menyatukan gaya aristektur ini dengan ide yang terinspirasi dari gaya Jepang.

Selain perpustakaan, Isozaki juga merancang bangunan Oita Medical Hall.

Kitakyushu Central LibraryYasuhiro Ishimoto Kitakyushu Central Library
Kitakyushu Central Library, Fukuoka, Japan (1973-1974)

Rancangan bangunan ini terinspirasi dari proposal desain French National Library oleh Étienne-Louis Boullée pada 1785. Satu hal yang menarik dari desain bangunan ini adalah pad bagian atapnya.

Isozaki yang terinspirasi dari bangunan gaya neoklasik itu pun kemudian mengaplikasikanny pada atap perpustakaan yang terbuat dari bahan beton pracetak.

The Museum Of Contemporary Art, Los Angeles, Usa (1981-1986)

Karya Isozaki yang satu ini merupakan pembuktiannya di kancah internasional. Gedung ini dirancang tenggelam di bawah tanah dan terlihat kontras dengan bangunan tinggi di sekitarnya.

Namun beberapa bagian seperti ruang penyimpanan dan piramida tembaga merupakan bagian dari tiga lantai yang berada di atas tanah.

Untuk masuk ke dalam museum, pengunjung harus turun ke bawah yang terdiri dari empat lantai. Fasad bangunan dilapisi dengan batu pasir merah sehingga terlihat menyala dibanding sekelilingnya.

Art Tower MitoJapan Visitor Art Tower Mito
Art Tower Mito, Ibaraki, Jepang (1986-1990)

Art Tower Mito dibangun untuk merayakan 100 tahun berdirinya Kota Mito.

Menara ini dibangun sebagai kompleks yang terdiri dari teater, aula pertunjukan, galeri seni kontemporer.

Keunikan kompleks ini terlihat dari struktur menara tetrahelix.

Menara ini terdiri dari 56 panel segitiga yang disusun dengan orientasi yang berbeda.

Domus: La Casa del Hombre, A Coruna, Spanyol (1993-1995)

Rancangan La Casa del Hombre didedikasikan untuk eksplorasi umat manusia.

Situs ini awalnya merupakan tempat penggalian yang diubah menjadi museum sains interaktif.

Eksterior bangunan yang menghadap ke pantai dibuat melengkung membentuk dinding pelindung yang menyerupai cangkang.

Pelindung ini dibuat seolah-olah menutupi bangunan utama dan terbuat dari material granit lokal.

Allianz Tower, Milan, Italia (2003-2004)

Dalam merancang salah satu pencakar langit tertinggi di Italia ini, Isozaki bekerja sama dengan Andrea Maffei.

Bangunan setinggi 50 lantai ini dibangun dengan eksterior kaca setebal tiga lapisan. Pada lantai keenam terdapat struktur melengkung yang berfungsi mengurangi pantulan sinar matahari ke dalam dan sekitar bangunan.

Qatar National Convention CenterHisao Suzuki Qatar National Convention Center
Qatar National Convention Center, Doha, Qatar (2004-2011)

Sebagai salah satu gedung pertunjukan terbesa di timur tengah, Qatar National Convention Center mampu mengakomodasi hinga 10.000 orang di dalam tiga aula utama dan ruang-ruang meeting fleksibel.

Eksterior terinspirasi dari dua buah pohon yakni Sidrat Al-Mutaha yang merupakan simbol akhir dari surga ketujuh. Gedung ini didesain dengan prinsip ramah energi di mana terdapat konservasi air.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com