Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merancang Masjid Sebaiknya Kontekstual dengan Budaya Lokal

Kompas.com - 05/03/2019, 14:43 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

"Itu memang membutuhkan kreativitas arsitek, basisnya di dua itu, tropikal sama Nusantara," lanjut dia.

Namun hal ini menjadi pertanyaan ketika desain masjid tidak memiliki ciri khusus.

Bagi Reza, jika masjid dirancang tanpa kubah, keberadaan minaret sudah cukup memberikan tanda bahwa bangunan tersebut merupakan sebuah masjid.

"Yang penting itu ada minaret sih, untuk menunjukkan," ucap dia.

Prinsip lain yang bisa diterapkan adalah dengan menambahkan kekayaan yang ditimbulkan dalam sejarah Islam.

Reza menilai, banyak hasil karya dalam kebudayaan Islam yang dapat digunakan sebagai referensi desain. Misalnya konsep aljabar yang diterapkan dalam desain masjid di Jawa Barat.

Menurutnya, kekayaan sejarah dan pengetahuan Islam seperti aljabar dapat diaplikasikan dalam desain ventilasi masjid.

Ukiran dan ornamen berbentuk matematis dapat semakin menyemarakkan desain bangunan.

Baca juga: Masjid Tak Harus Berkubah

Satu hal lagi yang perlu menjadi perhatian adalah permintaan klien. Dalam merancang masjid, Reza mengingatkan, permintaan dan masukan klien juga harus menjadi perhatian.

"Kadang-kadang ada yang pengen ada unsur kubah, mungkin di mata si klien kubah jadi simbol utama, ya tidak apa-apa, tapi biasanya kami hadirkan dalam bentuk yang sedikit beda," tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau