Secara singkat, kunci keberhasilan penggunaan aplikasi ini terletak pada komunikasi dan kontribusi dari masing-masing pihak.
Ketika ada perkembangan terbaru dari sebuah perencanaan, misalnya kekurangan, maka pihak yang memahami penyelesaian masalah tersebut dapat segera menyelesaikannya.
Sebagai contoh, ada proyek di Amerika Serikat yang tengah dirancang arsitek Indonesia, dan pemilik proyek berada di Eropa, begitu ada persoalan, data sementara dari data digital rancangan struktur tersebut dapat diunggah pada cloud.
Baca juga: Menengok Karya Arsitek Tionghoa Liem Bwan Tjie di Indonesia
Setelah itu, persoalan yang ada diselesaikan bersama-sama oleh pihak berkepentingan. Dengan demikian, proses perencanaan pun dapat berjalan lebih cepat.
Phang menambahkan, sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman kepada masyarakat tentang produk teknologi ini, Trimble sejak lima tahun terakhir telah membagikan lisensi produk mereka ke 500 universitas di Indonesia.
Trimble mengharapkan para mahasiswa dapat teredukasi dengan produk ini dan mengaplikasikannya setelah selesai kuliah di dunia kerja.
"Saya pikir problem sekarang adalah para pengajar, 'ok apa ini, coba ajarkan kepada saya'. Tapi anak-anak akan berkata, 'ok berikan kepada saya, saya akan mempelajarinya sendiri'. So anda bisa lihat perbedaan, Indonesia punya masa depan cerah," tutup Phang.