Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Rumah Jengger Ayam", Upaya Memperkokoh Toleransi Muslim dan Kristiani

Kompas.com - 20/02/2019, 19:00 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Selain itu, nama jengger juga merujuk pada bentuk punggung bukit berundak yang mengelilingi kawasan dusun.

Oleh karena itu baik Andrea dan Robbani kemudian menerjemahkan bentuk tersebut ke dalam desain bangunan.

"Pertama kali rancangan ditampilkan, warga spontan mengidentifikasikannya sebagai Rumah Opera Sydney, namun uniknya yang ini dibuat dari bambu," ucap Andrea.

Atap gedung dibangun dari struktur bambu utuh yang menjulang. Pada bagian ujung atasnya terdapat kolom beton di mana bambu-bambu lain dengan ukuran lebih kecil menopang struktur atap.

"Cukup sejuk dan nyaman untuk menaungi 300 pengunjung meski hanya dengan penghawaan alami," lanjut dia.

Rumah Bersama

Ada yang menarik pada saat pembangunan gedung ini. Andrea mengungkapkan, saat proses konstruksi seluruh warga baik muslim maupun kristen di desa tersebut bergotong royong membangun balai pertemuan.

Pendirian bangunan sendiri memakan waktu hingga enam bulan lamanya.

"Mengapresiasi modal sosial tersebut, saat peresmian pada 22 Januari lalu pengurus gereja menghibahkan bangunan ini kepada desa," imbuh dia.

Lebih lanjut, pembangunan balai pertunjukan ini membutuhkan anggaran sebesar Rp 300 juta. Dana ini diperoleh dari kas gereja dan bantuan jaringan.

Atap gedung dibangun dari struktur bambu utuh yang menjulang. Pada bagian ujung atasnya terdapat kolom beton di mana bambu-bambu lain dengan ukuran lebih kecil menopang struktur atap. 
Dok. Andrea Fitrianto Atap gedung dibangun dari struktur bambu utuh yang menjulang. Pada bagian ujung atasnya terdapat kolom beton di mana bambu-bambu lain dengan ukuran lebih kecil menopang struktur atap.
Meski telah diresmikan, tetapi warga masih ingin melengkapinya dengan fasilitas penunjang seperti toilet dan deretan bangku di tribun penonton.

Hal ini dilakukan agar bangunan memadai untuk menampung pertunjukan budaya dan kesenian akhir tahun.

"Salah satunya adalah kelompok kuda lumping yang sudah dikenal setempat," tutur Andrea.

Kini balai pertunjukan warga itu diberi nama 'Rumah Bersama'. Warga kemudian memanfaatkan gedung pertemuan ini untuk berbagai acara sosial maupun keagamaan.

"Demikian kini balai pertemuan Jengger dapat digunakan untuk berbagai acara sosial maupun keagamaan, Ia menjadi 'Rumah Bersama' untuk kehidupan beragama yang harmonis dan penuh toleransi," tutup Andrea.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com