JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) mengeluhkan tingginya tarif baru yang diterapkan di Jalan Tol Trans Jawa.
Corporate Finance Group Head PT Jasa Marga (Persero) Tbk Eka Setya Adrianto menilai, penetapan tarif baru telah berdasarkan pada penghitungan yang matang.
Dalam hal ini, para pengusaha pun mendapatkan dua keuntungan, yaitu dari sisi waktu pengiriman yang lebih singkat dan potensi produktivitas yang meningkat.
"Menurut kami, dengan time travel yang sangat signifikan reduce-nya (berkurang), itu seharusnya secara produktivitas itu mungkin dia bayar tarif tapi kalau dapat revenue dua kali lipat karena bisa bolak-balik lebih cepet harusnya bisa balancing cost-nya," kata Eka dalam sebuah diskusi di Jakarta, Kamis (7/2/2019).
Meski demikian, Eka mengatakan, hal itu tidak menutup kemungkinan jika tarif diturunkan sepanjang ada pembahasan yang saling menguntungkan dari aspek bisnis.
Baca juga: Perjalanan Lewat Tol Bisa Hemat Biaya 30 Persen
Misalnya, dengan cara memperpanjang konsesi pengusahaan jalan tol. Seperti yang terjadi pada ruas Tol Ngawi-Kertosono. Dalam perjanjian pengusahaan jalan tol (PPJT) tarif yang diusulkan sebesar Rp 1.200 per kilometer.
Namun saat ini, tarif yang berlaku hanya Rp 1.000 per kilometer. Sebagai gantinya pemerintah memperpanjang konsesi dari 35 tahun menjadi 50 tahun.
"Jadi return-nya terjaga. Itu kan win-win tuh, tapi belum tentu semua ruas bisa ditreatment sama," kata Eka.
"Kalau mereka merasa mahal, lewat luar. Tapi kalau merasa advantage (menguntungkan) lewat dalam," tandasnya.
Baca juga: Terkait Tarif, Kendaraan Logistik Bebas Memilih Lewat Tol atau Arteri
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Aptrindo Nofrisel mengatakan, penerapan tarif baru jalan tol Trans-Jawa berdampak signifikan terhadap biaya struktur para pelaku usaha truk Indonesia.
Aptrindo berharap pemerintah bisa menurunkan tarif tol tersebut. Nofrisel memaparkan jika diakumulusi tarif jalan tol saat ini bisa mencapai Rp 1 juta lebih, angka tersebut naik dua kali lipat dibanding sebelumnya yang untuk biaya jalan tol hanya menelan Rp 500.000 hingga Rp 600.000.
"Dengan komponen tol seperti itu kami merasakan adanya implikasi cost yang naik di struktur cost kami," ujar Nofrisel seperti dilansir dari Tribunnews.com, Rabu (6/2/2019).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.