KOMPAS.com - Para konsultan properti di dunia memprediksi Kota Hanoi dan Ho Chi Minh di Vietnam akan terus menjadi pasar ruang perkantoran yang menarik secara global pada 2019.
Wakil Direktur Pelaksana Savills Troy Griffiths mengatakan, pasar ruang perkantoran di kedua kota itu menunjukkan kinerja yang baik pada tahun lalu dan diperkirakan akan berlanjut tahun ini.
Permintaan ruang kantor sangat tinggi meski terkendala masalah jumlah suplainya.
"Permintaan begitu kuat, terutama dari sektor jasa keuangan yang sedang saat ini berkembang, seperti asuransi dan perbankan. Sebagai konsekuensinya, bisnis penyewaan kantor di semua kelas akan naik," ujar Griffiths, seperti diberitakan Retailnews.asia, Rabu (23/1/2019).
Dia mengatakan, penyewaan kantor di Hanoi tahun ini diperkirakan tumbuh 7 hingga 15 persen di semua kelas perkantoran.
Baca juga: Vietnam Kucurkan Rp 6,9 Triliun Bangun Terminal 3 Bandara Tan Son Nhat
Sementara di Ho Chi Minh, pertumbuhan diproyeksi sedikit lebih rendah, yaitu sekitar 11 persen untuk perkantoran kelas A.
“Bisnis penyewaan kantor cenderung meningkat, termasuk pasokan juga akan bertambah. Hunian juga akan bertumbuh di atas 90 persen. Ini akan menjadi cerita menarik untuk tahun 2019," ucap Griffiths.
Menurut data statistik, investasi asing di Vietnam pada 2018 menunjukkan angka lebih dari 19 miliar dollar AS atau sekitar Rp 267 triliun. Ini merupakan catatan jumlah tertinggi dalam satu dekade terakhir.
Komitmen negara dalam perjanjian perdagangan bebas, termasuk Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP), yang berlaku mulai 14 Januari 2019 juga diharapkan bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi sehingga permintaan positif di pasar perkantoran juga meningkat.
Kepala penelitian di perusahaan konsultasi real estat CBRE, Dung Duong, mengatakan, Hanoi dan Ho Chi Minh akan terus menjadi pasar perkantoran berkinerja terbaik di dunia tahun ini.
“Harga penyewaan ruang kantor kelas A di Ho Chi Minh diperkirakan rata-rata meningkat 4 persen pada 2019, sedangkan tingkat hunian akan mencapai 96 persen,” tutur Duong.
Sementara di Hanoi, penyewaan ruang kantor kelas A dan B diharapkan tumbuh semakin positif, terutama di kelas A yang pada tahun ini mengalami penambahan pasokan perkantoran baru di kawasan pusat bisnis (CBD).
Baca juga: Google Siapkan Kantor Perwakilan di Vietnam
Berdasarkan laporan perusahaan manajemen investasi real estat Jones Lang LaSalle (JLL), suplai ruang perkantoran baru untuk kelas B dan C di Ho Chi Minh bertambah 60.269 meter persegi pada 2018.
Dengan demikian, total persediaan sekarang hampir 1,97 juta meter persegi.
Laporan itu juga mengatakan, semakin menguatnya permintaan telah mendorong tingkat hunian menjadi lebih dari 96 persen pada akhir tahun lalu.
Perusahaan TI dan operator ruang kerja terus menunjukkan ekspansinya, sedangkan perusahaan layanan jasa keuangan dan manufaktur terus mendominasi di pasar penyewaan.
Harga sewa rata-rata di sana adalah 23,6 dollar AS atau sekitar Rp 332.000 per meter persegi per bulan, naik 4 persen dari tahun sebelumnya.
Diharapkan sekitar 153.000 meter persegi ruang kantor baru akan bertambah di Hanoi pada akhir 2019.
Griffiths menambahkan, meski peluang dalam investasi perkantoran di Ho Chi Minh sangat menjanjikan bagi investor asing, tetapi mereka akan menemukan banyak tantangan.
Salah satunya tanah di kawasan pusat bisnis di kedua kota tersebut banyak dimiliki oleh warga setempat.
Dia menyarankan agar investor asing menjalin kemitraan yang baik berupa usaha patungan jangka panjang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.