JAKARTA, KOMPAS.com - Tol Layang Jakarta-Cikampek II (Elevated) ditargetkan beroperasi pada tahun ini. Sejak dibangun pada 2017 lalu, kini pekerjaan konstruksinya telah mencapai 62,5 persen.
Lantas, berapa usulan tarif yang diajukan PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JJC) di dalam perjanjian pengusahaan jalan tol (PPJT)?
"Kalau usulan kami ada di Rp 1.250 per kilometer, yang di atas," kata Direktur Utama PT JJC Djoko Dwijono di lokasi proyek, Kamis (17/1/2019).
Djoko mengaku, tarif yang diusulkan memang lebih mahal ketimbang tarif Tol Jakarta-Cikampek eksisting.
Baca juga: Progres Fisik Tol Layang Jakarta-Cikampek Jauh dari Target
Seperti diketahui, Tol Jakarta-Cikampek sepanjang 73 kilometer dipatok hanya Rp 15.000 mulai dari Gerbang Tol Jakarta IC hingga Cikampek.
Sementara, bila merujuk pada usulan di dalam PPJT, tarif yang diusulkan JJC saat tol layang sepanjang 36,4 kilometer itu beroperasi sekitar Rp 45.500.
Kendati besaran tarif belum diputuskan, Djoko mengatakan, alasan utama tarif tol ini lebih mahal karena investasi yang dibenamkan cukup besar, yaitu mencapai Rp 13,5 triliun.
Dana sebesar itu digunakan untuk biaya konstruksi.
"Juga masa konsesi, jadi tarif tergantung dari situ," sambung Djoko.
Meski demikian, soal keputusan tarif tersebut akan dikembalikan kepada pemerintah dalam hal ini Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan (PUPR).
BPJT-lah yang nantinya menetapkan keputusan akhir terkait tarif.
"Apakah ada langkah langkah yang lain diintegrasikan, nah pihak BPJT seperti apa, tapi fokus kami bisa menciptakan jalan ini dengan aman dan cepat tepat waktu," tuntas Djoko.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.