JAKARTA, KOMPAS.com – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memberikan dua rekomendasi kepada Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yang sedang mengerjakan proyek di sepanjang Jalan Tol Jakarta-Cikampek (Japek).
Rekomendasi yang dikeluarkan pada Rabu (28/11/2018) itu bertujuan mengatasi kemacetan di Tol Japek yang diakibatkan pengerjaan tiga proyek secara bersamaan.
Ketiga proyek itu adalah kereta cepat Jakarta-Bandung, Light Rail Transit (LRT), dan Tol Layang Jakarta-Cikampek II Elevated.
Baca juga: Jasa Marga Kelola 158 Kilometer Tol Proyek Strategis Nasional
Untuk Tol Layang Jakarta-Cikampek II (Elevated), dikerjakan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Hingga akhir November 2018, progresnya mencapai 58,5 persen.
Menanggapi rekomendasi dari Kemenhub, Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk Desi Arryani mengatakan akan mengikuti saran tersebut dan berbagi waktu dengan para pihak yang mengerjakan dua proyek lainnya.
“Rekomendasi itu maksudnya untuk proyek di lokasi yang sama, jangan kerja bersamaan, harus saling berbagi,” ucap Desi di lokasi proyek Tol Japek Km 25, Bekasi, Kamis (29/11/2018).
Pembagian itu bisa dalam segi tempat dan waktu yang ditentukan sesuai jadwal.
“Misalnya di Cikunir dan Grand Wisata. Gantiannya juga sesuai schedule tanggal. Semua tetap jalan secara paralel, cuma di beberapa titik. Sinkronisasi saja,” imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, rekomendasi pertama yang dinyatakan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yaitu proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dan LRT nantinya dilakukan oleh satu kontraktor.
"Kami jadikan satu kontraktor supaya alat-alat beratnya tidak bertumpuk di persimpangan Cikunir, dengan itu ruang-ruang jalan yang dibutuhkan akan tetap jalan," ujar Budi Karya di Jakarta, Rabu (28/11/2018).
Rekomendasi kedua adalah memberlakukan sistem ganjil genap di daerah Tambun, Bekasi, untuk memperlancar laju kendaraan dari Jakarta ke Bandung.
Menurut Budi, waktu tempuh dari Jakarta ke Bandung bisa mencapai 10 jam dari yang seharusnya hanya tiga sampai empat jam.
"Oleh karena itu, Tambun diberlakukan ganjil genap," kata dia.
Nantinya Kemenhub menyediakan 50 bus untuk membantu masyarakat saat sistem ganjil genap diberlakukan.
"Jadi dalam satu bus bisa mensubstitusi 50 kendaraan yang mengantre sehingga ruang-ruang itu menjadi terbuka," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.