Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Andrie Trisaksono, Pelopor Desain Mesin Interaktif di Indonesia

Kompas.com - 14/01/2019, 17:00 WIB
Erwin Hutapea,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Anda pasti pernah menggunakan mesin anjungan tunai mandiri (ATM) untuk sejumlah keperluan yang menyangkut keuangan, misalnya tarik uang tunai, mentransfer, dan membayar berbagai tagihan bulanan.

Begitu pula saat Anda berada di museum, rumah sakit, atau institusi lain, biasanya ada perangkat mesin interaktif yang digunakan untuk memberi penjelasan tentang aneka produk dan layanan yang perlu diketahui tentang institusi tersebut.

Jika Anda berpikir bahwa mesin itu dibuat oleh perusahaan luar negeri, tidak sepenuhnya pendapat itu benar. Sebab, ternyata ada orang Indonesia yang bisa membuatnya dan menjadi pelopor kehadiran mesin interaktif di Tanah Air.

Andrie Trisaksono namanya. Dia mengaku sebagai orang lokal pertama yang menciptakan cikal-bakal mesin interaktif di Indonesia.

Pendiri sekaligus Direktur PT Tricahya Inti Cipta ini sudah menjalani usahanya sekitar 14 tahun, tepatnya dimulai pada tahun 2004.

“Klien pertama saya sekarang namanya Telkom Sigma, dulu Sigma Cipta Caraka. Saya membuat ATM nontunai, pada zaman itu saya pelaku lokal yang pertama membuatnya di Indonesia,” ujar Andrie ketika berbincang dengan Kompas.com pada akhir Desember 2018 di Jakarta.

Saat itu dia memproduksi 300-500 unit mesin ATM yang digunakan oleh masyarakat di seluruh wilayah Indonesia.

Dia mengatakan memiliki DNA sebagai seorang desainer karena mempunyai keinginan untuk menciptakan desain suatu produk, sekaligus menjadi pengusaha yang bisa menghadirkan barang baru.

Awal di dunia usaha

Pria lulusan Program Studi Desain Produk, Jurusan Desain, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung, ini menuturkan, biasanya lulusan dari almamaternya bekerja di perusahaan, tetapi ada juga yang menjadi pelaku usaha.

Andrie pun sempat bekerja sebagai karyawan di suatu perusahaan sekitar lima tahun, dan terakhir di perusahaan yang berkecimpung di bidang teknologi dan informasi, khususnya perangkat lunak.

“Saat itu lulusan desain produk larinya ke otomotif dan elektronik. Saya kurang cocok karena kerja di pabrik. Saya juga sempat kerja di perusahaan sekitar lima tahun,  terakhir bidang IT untuk software. Itu melengkapi keahlian saya,” ucapnya.

Namun, minat di bidang teknologi digital membuatnya keluar dari perusahaan tersebut, dan kemudian mendirikan perusahaan sendiri.

Ketika itu dia sudah mempunyai visi tentang dunia online dan digital, meskipun belum zamannya.Dia berkeinginan kuat membuat mesin digital yang interaktif dan berteknologi tinggi.

“Minat saya itu man and machine interaction, ada sistemnya. Benda itu interaktif yang kita bisa minta dia untuk macam-macam. Timing-nya tepat juga sehingga produk ini pas. Kalau terlalu awal mungkin produk ini enggak laku juga,” ungkap Andrie.

Bisnisnya pun berkembang dan perusahaan yang dia dirikan semakin banyak dikenal. Seiring dengan itu, kliennya pun semakin bertambah.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau