JAKARTA, KOMPAS.com - PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF terus memperkuat perannya sebagai special mission vehicle (SMV) Kementerian Keuangan melalui berbagai inisiatif produk dan program serta peningkatan kinerja hingga akhir Oktober 2018.
Direktur Utama PT SMF (Persero) Ananta Wiyogo mengatakan, melalui kegiatan sekuritisasi dan pembiayaan, SMF telah mengalirkan dana ke Penyalur KPR hingga 31 Oktober 2018 secara kumulatif Rp 45,34 triliun.
Jumlah itu terdiri dari sekuritisasi sebesar Rp 10,16 triliun dan penyaluran pinjaman senilai Rp 35,18 triliun yang terdistribusi untuk membiayai 753.000 debitur dari Aceh sampai Papua.
Sementara untuk transaksi sekuritisasi, sejak tahun 2009-2018 SMF telah memfasilitasi 12 kali transaksi sekuritisasi.
"Sedangkan, untuk kerja sama pembiayaan, SMF telah berkolaborasi dengan Bank Umum, Bank Syariah, Bank Pembangunan Daerah (BPD), dan Perusahaan Pembiayaan,” tutur Ananta dalam kegiatan Konferensi Pers, Media Gathering yang diadakan SMF, di Yogyakarta, Jumat (30/11/2018).
Terkait surat utang, sejak tahun 2009 sampai dengan saat ini, SMF telah menerbitkan 33 kali dengan total nilai Rp 24,77 triliun.
Baca juga: Bantu Korban Lombok, SMF Inisiasi KPR Paska Bencana
Ananta menuturkan, dalam memperkuat perannya sebagai SMV dan fiscal tools Pemerintah, SMF juga aktif melakukan inisiasi beberapa produk/program, di antaranya yaitu pembiayaan perumahan di daerah terdampak bencana melalui Program KPR SMF Pasca Bencana.
Kemudian program penurunan beban fiskal, program pembiayaan homestay di 4 destinasi wisata, dan program pembangunan rumah daerah kumuh di 32 kota.
Pada Program Penurunan Beban Fiskal, SMF memberikan dukungan dengan membiayai porsi 25 persen pendanaan KPR FLPP, sehingga Pemerintah hanya menyediakan 75 persen dari total pendanaan yang semula 99 persen.
Hal tersebut memberikan dampak positif yaitu semakin banyak Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang memperoleh fasilitas KPR FLPP.
Program berikutnya yaitu Pembiayaan Homestay di destinasi wisata yang ditujukan untuk mendukung kementerian Pariwisata. SMF bekerja sama dengan BUMDes sebagai lembaga penyalur dan Pokdarwis (kelompok sadar wisata).
Baca juga: Awal Agustus, SMF Lansir EBA Ritel Rp 40 Miliar
Direktur PT SMF (Persero) Trisnadi Yulrisman menambahkan, Program Pembiayaan Homestay diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk membangun/memperbaiki kamar rumah yang akan disewakan kepada wisatawan sehingga dapat mendatangkan penghasilan.
Tahun 2018, SMF merencanakan proyek percontohan di beberapa desa wisata. Sementara untuk tahun 2019, skema pembiayaan homestay akan dievaluasi dan diduplikasikan pada 4 destinasi wisata prioritas, yaitu Borobudur di Jawa Tengah, Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur (NTT), Danau Toba di Sumatera Utara, dan Mandalika di Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Perkiraan jumlah kebutuhan homestay mencapai 305 unit," sebut Trisnadi.