JAKARTA, KOMPAS.com – Executive Vice President Non Subsidize Lending Division PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN Suryanti Agustinar mengungkapkan, permintaan kredit pemilikan rumah (KPR) jelang akhir tahun 2018, menunjukkan peningkatan.
Meskipun BI 7-Days Reverse Repo Rate mengalami kenaikan menjadi 6 persen pada 15 November 2018, tidak memengaruhi konsumen untuk mengajukan KPR.
“Bunga promo KPR BTN tidak berubah sampai akhir tahun karena kenaikan BI Rate. Permintaan KPR BTN menjelang akhir tahun justru semakin meningkat,” ucap Yanti, sapaan akrab Suryanti, kepada Kompas.com, Selasa (27/11/2018).
Baca juga: Meski BI Rate Naik, Bunga KPR BTN Bergeming
Dia memerinci, meningkatnya permintaan KPR itu dialami sektor KPR subsidi dan non-subsidi.
Untuk KPR subsidi, pengajuannya bertambah 30 persen, sedangkan permintaan KPR non-subsidi naik 10 sampai 15 persen.
Menurut Yanti, tingginya kenaikan permintaan KPR subsidi terjadi karena semakin dekatnya batas waktu akad untuk kepemilikan rumah melalui program Subsidi Selisih Bunga (SSB).
Program SSB ini akan berakhir pada 7 Desember 2018.
Selain itu, juga terdapat program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang akan berakhir pada 21 Desember 2018.
“KPR subsidi sangat tinggi kenaikannya karena mengejar batas waktu akad untuk program rumah sederhana Subsidi Selisih Bunga paling lambat akad tanggal 7 Desember, sedangkan FLPP tanggal 21 Desember,” tuntas Yanti.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.