Tentang ilmu pengetahuan, dia menekankan pentingnya meraih pendidikan setinggi mungkin. tak hanya yang bersifat formal, juga pendidikan di ranah kehidupan.
Belajar dari pengalaman, evaluasi langkah yang sudah dijalankan, serta mengoreksi kesalahan-kesalahan adalah "pendidikan" yang tak ternilai.
"Saya selalu mengatakan pada generasi muda, termasuk juga adik sendiri. Dia harus meneruskan pendidikan S2. Dia ambil hukum, itu harus diteruskan, jangan hanya S1. Selain itu juga dia ambil bisnis," ungkap Laksmono.
Sang adik, Pranowo Kartika yang menjabat sebagai Presiden Direktur PT Lamicitra Nusantara Tbk pun, mematuhi petuah Laksmono.
Baca juga: Orang Surabaya Beli Apartemen Sydney Rp 12 Miliar-Rp 18 Miliar Per Unit
Pranowo yang tercatat menjabat sebagai pemuncak PT Lamicitra Nusantara Tbk sejak 1998, memperoleh gelar Master of Business Administration dari World Association of University and College pada tahun 1999.
Dengan bekal studi hukum dan administrasi bisnis yang mumpuni itulah, tak ada satu pun produk-produk yang dibangun perusahaan bermasalah secara legalitas maupun jeblok di pasaran.
"Semua clear, jelas, dan lengkap perizinannya. Kami tak mau membangun sebelum semua persyaratan dipenuhi dan izin belum dikantongi. Semua produk kami juga menjadi pilihan dan sukses secara investasi," tegas Laksmono.
Termasuk saat membangun Jembatan Merah Plaza yang merupakan pusat ritel dengan konsep strata title pertama di Surabaya.
Menurut dia, Pranowo-lah yang paling mengerti dan menyusun aspek hukum pertelaan dari properti berkonsep strata title.
"Bahkan, saya dan dia yang mengajari BPN (Badan Pertanahan Nasional) untuk membuat payung hukumnya," tambah Laksmono.
Mulai dari jenderal dengan bintang berderet, pemuka agama, penguasa pemerintahan, sesama kolega bisnis, hingga tukang sapu harus diperlakukan sama.
Mereka sering diajak nonton gending dan tarian Jawa, atau pertunjukan seni tradisional lainnya. Dalam istilah Priyo, Laksmono lebih "jawa" ketimbang orang Jawa sendiri.
"Bapak juga tidak pernah membedakan suku, agama, ras, dan golongan. Kalau semua bekerja profesional dan demi kemajuan bersama, Bapak respek terhadap keberagaman," tandas Direktur Keuangan Lamicitra Nusantara Lanny Gondokusumo.
Hingga Oktober 2018, Lamicitra Nusantara telah memiliki lebih dari selusin portofolio properti dengan nilai yang terus bertumbuh.