SURABAYA, KOMPAS.com - "Kaget, tak menyangka. Ini prestasi luar biasa". Kalimat ini diungkapkan Jenny Sugiharto saat ia bersama seluruh tim penjualan dan agen poperti di Surabaya, mampu menjual 500 unit rumah dalam satu hari.
Kata "prestasi" Jenny tekankan, karena di tengah situasi dan kondisi bisnis properti yang masih melambat, produk terbaru tersebut, justru terserap pasar secara maksimal.
Komisaris PT Pondok Tjandra Indah ini menceritakan antusiasme konsumen terhadap dua cluster hunian di perumahan Pondok Tjandra Indah, yakni Opal dan Rubby dalam perbincangan khusus dengan Kompas.com, Jumat (16/11/2018).
Baca juga: Pasar Properti Surabaya Tak Pernah Surut
Cluster Opal dan Rubby, kisah Jenny, dipasarkan pada kuartal II tahun 2018 ini. Dengan mekanisme nomor urut pemesanan (NUP) yang dilepas pada Juli dan Agustus, terjaring 1.300 calon konsumen yang mendaftar.
"Harga per NUP senilai Rp 5 juta per nomor," ungkap perempuan berkacamata ini.
Saat pemilihan unit yang dilangsungkan pada 19 September lalu, seluruh 500 unit yang ditawarkan langsung ludes terjual.
Ini artinya, terdapat 800 konsumen potensial yang tidak mendapat produk terbaru yang dibanderol seharga Rp 750 juta hingga Rp 2 miliar.
"Banyak yang kecewa. Namun mereka mengerti, akan tetap menunggu hingga kami mengeluarkan produk baru lagi," kata Jenny.
"Namun demikian, hal ini sekaligus menunjukkan bahwa pasar properti di Surabaya, khususnya sektor perumahan masih terus bergerak, dan tetap aktif," jelas Jenny.
Hal senada dikatakan CEO Leads Property Indonesia Hendra Hartono. Menurutnya pasar perumahan di Surabaya masih yang terkuat.
Baca juga: Legenda Surabaya Itu Kini Beralih ke Generasi Kedua
"Populasi masyarakat yang mampu membeli rumah semakin bertambah. Consuming class juga tumbuh signifikan. Ini berkat pengelolaan wali kota Tri Rismaharini," kata Hendra.
Saat itu, kondisi dan kapasitas galeri pemasaran tak mampu menampung ribuan pengunjung dan calon konsumen yang meminati cluster Opal dan Rubby.
"Mereka membeli dengan motif investasi dan juga untuk digunakan sendiri (end user)," imbuh Jenny.