HDB merupakan lembaga nirlaba yang memiliki dua fungsi utama yakni untuk mengelola permintaan dan pasokan.
Selain itu, HDB juga berfungsi sebagai pengembang, pembangun serta pemelihara aset atas unit hunian yang telah didirikan.
Dari sisi permintaan, HDB mendapatkan dana dari pemerintah dengan bunga 2,5 pesen per tahun selama 20 tahun sesuai dengan masa pinjaman.
Sementara dari segi pasokan, HDB mendapatkan tiga hal berupa dukungan dari pemerintah. Dukungan tersebut berupa modal awal pembangunan, subsidi pemerintah, serta sewa tanah dengan harga yang sangat murah dalam jangka waktu 90 tahun.
Hal ini tentu membuat Pemerintah Singapura tidak kehilangan hak atas kepemilikan tanahnya.
Ada pun jenis properti yang dikelola oleh HDB di antranya adalah flat, berupa unit-unit studio tipe satu kamar hingga lima kamar, dan eksekutif.
Menurut catatan Kompas.com, HDB juga telah berperan dalam membantu menjaga harga dan biaya perumahan di Singapura lebih masuk akal dibandingkan harga di kota utama China, Hongkong, maupun Tokyo.
Program perumahan yang digagas HDB tidak hanya ditujukan bagi masyarakat menengah ke bawah, namun juga bagi kalangan umum.
Bahkan harganya bisa 20 pesen sampai 30 persen lebih murah dibanding perumahan umum yang ditawarkan.
Selain itu, pemerintah juga menyediakan tabungan untuk kebutuhan perumahan.Tabungan ini awalnya ditujukan hanya untuk pensiunan. Namun kini, semua orang dapat
Sejak saat itu, HDB mengklaim telah membangun lebih dari 1 juta unit apartemen. Persentase masyarakat yang tinggal di perumahan rakyat atau public housing telah meningkat dari sembilan persen pada 1970 menjadi 82 persen pada 2016.
Sementara persentase kepemilikan hunian juga turut meningkat dari 29 persen pada 1970 menjadi 90,9 persen pada 2016.
Meski terkenal sebagai dengan perumahan yang terbaik di dunia, namun skema ini juga digunakan pemerintah sebagai kontrol sosial.
Pemerintah memastikan seluruh ras (Melayu, China, dan India) di Singapura berada di dalam satu blok hunian HDB. Hal ini dilakukan untuk mencegah terbentuknya kantong-kantong rasial di setiap perumahan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.