Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Restoran Jepang Dirancang Arsitek Spanyol, Begini Jadinya...

Kompas.com - 06/11/2018, 08:01 WIB
Erwin Hutapea,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Studio arsitektur yang berbasis di Spanyol, Masquespacio, mendapat kepercayaan mengerjakan desain dan interior suatu restoran sushi, makanan khas asal Jepang.

Proyek yang berawal pada Januari 2014 ini dimulai dengan studi tentang budaya Jepang dan asal muasal sushi. 

Sebuah penelitian yang melibatkan tim konsultan kreatif Spanyol dilakukan guna memahami dan mewakili budaya Jepang yang diterapkan pada interior restoran milik Jose Miguel Herrera dan Nuria Morell ini.

Nama Nozomi dipilih karena memiliki makna "kereta peluru berkecepatan tinggi di Jepang". Selain itu, juga berarti "mimpi yang terwujud". 

Kedua makna itu sesuai dengan cita-cita Jose Miguel dan Nuria yang ingin menciptakan suatu bangunan yang bisa mengakomodasi dua keinginan sekaligus, yaitu emosional klasik dan rasional kontemporer.

Desain interior Nozomi Sushi Bar.David Rodríguez Pastor Desain interior Nozomi Sushi Bar.

Jadilah restoran itu diberi nama Nozomi Sushi Bar. Dari sisi rasional kontemporer, desain interior restoran yang luasnya 233 meter persegi dan berlokasi di Valencia, Spanyol, ini diwujudkan melalui material murni beton dengan warna abu-abu, terutama di bagian struktural, seperti dinding, langit-langit, dan lantai.

Sementara itu, sisi emosional klasik direalisasikan melalui teknik pemanfaatan kayu, sentuhan tangan, dan kehangatan kayu alami. 

Pengunjung restoran bisa melihat kedua aspek ini menyatu dan menarik perhatian orang yang berada di sana.

Fasad dari beton dan pintu masuk kayu secara jelas menggambarkan desain klasik khas Jepang. 

Berjalan masuk ke restoran itu, pengunjung bisa melihat kehadiran suatu kotak yang menciptakan dua koridor menuju ruang tengah.

Di dalamnya tampak elemen dekoratif yang menciptakan dan menggabungkan selera yang berkesinambungan dan terbuka sesuai ciri khas arsitektur negara Timur.

Dari segi estetika, pengunjung bisa melihat gambaran jalan perdesaan khas Jepang yang ditafsirkan ulang dan diolah di sini melalui pintu dan jendela. 

Ciri khas arsitektur Jepang yang jelas juga diterapkan pada atap yang tampak kontemporer sekaigus rasional.

Rupanya, pemikiran di balik kehadiran berbagai ornamen di bagian pintu masuk restoran adalah untuk membuat pelanggan merasakan pengalaman melewati jalanan khas Jepang.

Ruang makan di Nozomi Sushi Bar.David Rodríguez Pastor Ruang makan di Nozomi Sushi Bar.

Kemudian, pengunjung akan merasa terpesona oleh keindahan detail konstruksi bangunan Jepang dan semakin bersemangat sebelum sampai di ruang utama. 

Di ruang tersebut, pengunjung restoran tidak hanya bisa menikmati sajian sushi yang asli, tetapi pada saat yang sama juga merasakan pengalaman unik duduk di bawah pohon ceri, seolah-olah berada di halaman rumah khas Jepang.

Dari tempat duduknya masing-masing, pengunjung bisa melihat ke bar terbuka, di mana juru masak menunjukkan atraksi memasak sushi secara tradisional.

Tempat ini dikenal pula sebagai restoran makanan cepat saji pertama. 

Atraksi juru masak di Nozomi Sushi Bar.David Rodríguez Pastor Atraksi juru masak di Nozomi Sushi Bar.

Sementara itu, suasana ruangan diramaikan dengan kehadiran origami yang terinspirasi oleh bunga sakura yang mekar secara alami.

Terakhir, di restoran tersebut ada pula ruang privat yang memungkinkan sekelompok pengunjung terpisah dari pengunjung lainnya sehingga terasa lebih akrab. 

Ruang privat di Nozomi Sushi Bar.David Rodríguez Pastor Ruang privat di Nozomi Sushi Bar.

Keberadaan ruang privat itu tanpa harus mengisolasi pengunjungnya untuk menikmati pertunjukan juru masak tadi.

Namun, munculnya bayangan tubuh di pintu kotak-kotak yang dihasilkan dari cahaya lampu juga terinspirasi oleh arsitektur Jepang yang terkesan unik.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com