Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanpa Perencanaan Matang, Pembangunan Kawasan Bakal Semrawut

Kompas.com - 02/11/2018, 21:05 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Kondisi tersebut semakin diperparah dengan keberadaan fasilitas umum dan fasilitas sosial di sejumlah daerah masih kurang. Misalnya, seperti rumah sakit yang lengkap, pusat perbelanjaan, serta sekolah.

Bupati Trenggalek Emil Dardak menuturkan, perlu inovasi dalam mengembangkan suatu daerah, terutama pedesaan. Salah satunya yaitu dengan menggandeng perguruan tinggi.

"Jadi jangan sampai orang yang tinggal di desa itu tidak bisa merasakan yang namanya pelayanan publik," kata Emil.

Wakil Gubernur Jawa Timur terpilih itu menyebut, saat ini sejumlah desa di Trenggalek menjadi objek pengembangan kawasan bekerjasama dengan Harvard University.

Mengusung konsep agropolitan, beberapa wilayah tersebut diubah menjadi hinterland bagi kawasan sekitarnya untuk menjadi pusat pelayanan kesehatan hingga hiburan.

"Kami akan dibimbing selama setahun untuk mendorong setiap potensi yang ada," kata dia.

Sementara itu, Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman menambahkan, dalam menyusun perencanaan pengembangan kawasan diperlukan sumber daya manusia yang andal.

Banyak kegagalan dalam perencanaan sehingga pada akhirnya terjadi karut marut tata perkotaan diawali dari kualitas sumber daya manusia (SDM) yang rendah.

Akibatnya, prioritas pembangunan pun tidak dapat tercapai, meski telah termaktub dalam rencana pembangunan.

"Pembangunan MRT dan LRT misalnya yang serba cepat, tapi dilihatnya kan kurang enak," kata dia.

Di Bangka Belitung sendiri, tantangan terbesar dalam mewujudkan sistem transportasi yaitu geografis wilayah yang terdiri atas 505 pulau.

Kendati dari sisi kualitas jalan termasuk baik, namun koneksi antar pulau masih rendah.

"Kekurangan kami adalah dermaga. Kami tidak bisa mengkoneksikan antar pulau kalau tidak ada dermaga," pungkas Emil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com