Mengenai konstruksi, huntara juga dirancang tahan gempa dan bisa mengakomodasi cuaca Kota Palu yang panas karena berada di garis khatulistiwa. Konstruksinya menggunakan baja ringan dengan dinding berbahan glassfiber reinforced cement (GRC).
"Kami buat senyaman mungkin karena digunakan dalam jangka waktu cukup lama untuk 1 hingga 2 tahun sambil menunggu sampai relokasi hunian tetap yang dibangun Pemerintah selesai," tutur Arie.
Adapun pembersihan kota sudah selesai sekitar 65 persen, tetapi kondisi dan tingkat kesulitan yang dihadapi di setiap area berbeda.
Sedangkan untuk rehabilitasi fasilitas publik, ujar Arie, Kementerian PUPR saat ini sedang menyelesaikan laporan verifikasi teknis atas kondisi kelayakan bangunan untuk digunakan.
Dari hasil verifikasi misalnya RSUD Anutapura, kondisi strukturnya sudah tidak bagus dan rusak berat harus diganti bangunan baru.
Sementara RSUD Undata kerusakannya ringan, jadi hanya perbaikan-perbaikan arsitektural jadi sudah diaudit semua.
"Lalu ada Kampus IAIN yang terkena tsunami, hanya satu bangunan yang rusak berat, yakni Gedung Dakwah lama yang roboh dan akan dibangun baru," jelas Arie.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.