BATAM, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengungkapkan pembangunan Jembatan Batam-Bintan (Babin) baru akan memasuki tahap kajian.
"Kalau tidak ada perubahan, studi kelayakannnya akan kami lakukan pada tahun 2019 mendatang," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Kamis (25/10/2018) di Batam.
Menurut Basuki, presentasi mengenai Jembatan Babin ini sudah dilakukan Gubernur Kepulauan Riau Nurdin Basirun.
Baca juga: Anggaran Naik, Fly Over Simpang Kabil Telan Rp 350 Miliar
Ada banyak manfaat yang bisa dipetik masyarakat, selain bisa mengurai kemacetan, juga menumbuhkan ekonomi.
Karena itu, kata Basuki, Kementerian PUPR punya komitmen kuat membangun Jembatan Babin.
Dalam studi nanti, akan dicari titik-titik mana saja yang bisa dijadikan sebagai pondasi dari jembatan tersebut.
"Detail Engineering Design (DED) Jembatan Babin sudah ada. Namun begitu, kami akan kembali melakukan studi untuk memastikannya, berhubung jembatan ini lumayan panjang," jelas Basuki.
Nurdin Basirun menambahkan, pembangunan Jembatan Babin sangat diharapkan, karena keberadaannya dapat mendukung pengoperasian Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Sauh, setelah selesai dibangun.
"BP Batam juga akan mendorong pertumbuhan kegiatan KEK di Tanjung Sauh, sejalan dengan aktivitas di Pelabuhan Batuampar," cetus Nurdin.
Selain membuka akses darat dari Batam ke Pulau Bintan, Jembatan Babin ini juga diharapkan mampu memajukan perekonomian di Batam, Bintan dan Tanjungpinang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.