Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaya Arsitektur ala Parthenon, Bertahan Ribuan Tahun

Kompas.com - 23/10/2018, 19:00 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dalam dunia arsitektur Parthenon merupakan model bangunan yang paling berpengaruh.

Bagaimana tidak, kuil pemujaan yang berasal dari era Yunani konu ini menjadi salah satu panutan para arsitek hingga sekarang.

Bahkan banyak gedung bank dan museum meniru gaya dari kuil Parthenon. Salah satu yang menarik dari model kuil ini adalah tiang-tiang besar yang sekaan menjadi ikon Parthenon.

Model tiang ini juga banyak diikuti di berbagai belahan dunia.

Meski sebagian bangunan sudah runtuh, namun struktur utama Parthenon masih bertahan dan menjadi model favorit para arsitek hingga saat ini.

Asal mula Parthenon

Britannica menulis, Parthenon merupakan bangunan yang difungsikan sebagai kuil pemujaan kepada dewi Athena. Kuil ini dibangun sebagai pengganti dua kuil yang telah ada sebelumnya, yakni Athena dan Acropolis.

Berdasarkan artikel yang dipublikasikan di Classicist, Parthenon didesain oleh Iktinos dan Callicrates, di bawah pengawasan pematung Phidias.

Pengerjaan bangunan dimulai pada tahun 447 SM dan selesai pada 438 SM. Namun pengerjaan untuk eksterior bangunan masih dilakukan hingga tahun 432 SM.

Suasana saat matahari terbenam terlihat di Parthenon, Bukit Acropolis, Athena, Yunani.ORESTIS PANAGIOTOU Suasana saat matahari terbenam terlihat di Parthenon, Bukit Acropolis, Athena, Yunani.
Keunikan bangunan ini terletak pada barisan tiang-tiang besar yang menjadi ikon. Bangunan ini dikelilingi oleh barisa tiang.

Setiap sisi memiliki jumlah yang berbeda. Ini karena struktur bangunan Parthenon yang berbentuk persegi panjang.

Pada sisi utara dan selatan, terdapat barisan tiang yang berjumlah delapan buah. Sementara pada sisi timur dan barat terdapat 17 tiang.

Dalam ilustrasi di British Museum, di dalam barisan tiang terdapat sebuah ruangan besar dengan dua pintu di kedua sisinya.

Jika dilihat, tiang bagian luar Parthenon seakan menjadi pagar bagi ruangan di dalamnya. Pintu masuk bangunan juga dihias dengan enam buah tiang.

Helikopter Apache milik pertahanan Yunani terbang rendah di belakang Parthenon, di Acropolis, wilayah yang tetap mempertahankan segala kepurbakalaannya. Peringatan ini menandai kemenangan perlawanan Yunani terhadap kekuasaan Ottoman selama 400 tahun sejak tahun 1821.Stavrakis, Thanassis Helikopter Apache milik pertahanan Yunani terbang rendah di belakang Parthenon, di Acropolis, wilayah yang tetap mempertahankan segala kepurbakalaannya. Peringatan ini menandai kemenangan perlawanan Yunani terhadap kekuasaan Ottoman selama 400 tahun sejak tahun 1821.
Sumber cahaya Parthenon datang dari pintu sebelah timur. Meski begitu, beberapa bagian bangunan mendapatkan cahaya dari pantulan keramik di atap dan langit-langit bangunan.

Di dalam Parthenon terdapat sebuah ruangan kecil yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan harta.

Tak lupa, eksterior bangunan juga dihias dengan berbagai relief dan patung. Setiap sisi Partheon memiliki relief yang berbeda.

Pada sisi timur, terdapat relief yang menceritakan pertempuran para dewa dengan raksasa.

Sementara di sisi selatan, terdapat relief yang menggambarkan makhluk centaur dan penduduk Yunani.

Di sisi barat, relief yang ada merupakan gambaran Amazon atau prajurit wanita dalam mitologi Yunani. Namun sayang, relief yang berada di sisi utara ini sudah hampir hilang.

Bangunan ala Parthenon

Lincoln Memorial ParkTJH2018 Lincoln Memorial Park
Bangunan pertama yang mengadopsi gaya Parthenon adalah gedung Bank of the United States di Philadelphia.

Gedung ini selesai dibangun pada 1824 dan menampilkan keunikan fasad Parthenon lengkap dengan tiang-tiang besarnya.

Setelah itu, berturut-turut bangunan seperti Indiana Statehouse, Federal Hall National Memorial di New York, dan gedung Lincoln Memorial yang terkenal.

Ada pula National Museum of American Art di Washington DC serta Moscow University yang juga turut meniru model Parthenon.

Di Indonesia, model bangunan ala Parthenon terdapat dalam gedung-gedung yang dibangun dengan corak arsitektur Indis.

Rumah atau gedung bercorak Indis biasanya memiliki atap dengan berbentuk Joglo Limasan. Sementara corak Eropa terdapat pada model tiang yang besar dan mengikuti gaya bangunan ala Yunani kuno.

Di Nusantara, terdapat sejumlah bangunan terkenal yang juga tepengaruh dengan model ini, sebut saja Gedung Joeang 45 yang juga dibangun dengan pilar-pilar besar ala Parthenon.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau