Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarta Menuju Kota Efisien

Kompas.com - 16/10/2018, 23:19 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Tak masalah membayar lebih mahal

Bagi seorang komuter seperti Erwin, kepastian waktu di jalan adalah sebuah hal yang mutlak. Pasalnya, orang yang harus ditemui dalam beberapa kesempatan, bukanlah orang sembarangan.

Terkadang, pria yang berprofesi sebagai jurnalis ini, harus bertemu dengan pimpinan sebuah perusahaan atau pejabat pemerintahan. Oleh karena itu, ketepatan waktu adalah hal utama.

Salah satu moda baru untuk transportasi publik yang dia tunggu adalah mass rapid transit (MRT) yang saat ini publikasinya demikian gencar.

Ia pun mengaku tak masalah bila harus membayar tarif MRT yang lebih mahal asalkan menawarkan waktu tempuh lebih cepat dan kepastian waktu kedatangan.

"Katanya MRT itu kan bisa tuh dari Lebak Bulus sampai HI cuma 30 menit. Kalau pun sudah beroperasi, gue bakal milih naik itu dari pada KRL," cetus Erwin.

Kepastian waktu memang dijanjikan Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar.

Untuk menempuh jarak perjalanan sejauh 16 kilometer, MRT hanya butuh waktu 30 menit. Dengan estimasi jarak kedatangan antara rangkaian kereta satu dan berikutnya hanya 5 menit, bila seluruh rangkaian beroperasi.

"Kami rencanakan bulan Maret 2019 akan beroperasi," kata William dalam sebuah diskusi di Jakarta, Rabu (10/10/2018).

Kondisi interior kereta MRT Jakarta, Selasa (28/8/2018).KOMPAS.com/ERWIN HUTAPEA Kondisi interior kereta MRT Jakarta, Selasa (28/8/2018).
Dari hasil kajian yang dilakukan, kemampuan membayar masyarakat atau williness to pay hanya sekitar Rp 8.500 per 10 kilometer.

Itu artinya, bila melakukan perjalanan penuh sejauh 16 kilometer, penumpang diharuskan membayar paling mahal Rp 13.600. Kendati demikian, tarif ini belum diputuskan pemerintah.

Menurut William dengan tingkat kemacetan Jakarta yang tinggi, MRT dapat menjadi salah satu solusi paling konkret bagi masyarakat.

"Bayangkan, kita gunakan waktu 2-3 jam setiap hari untuk bertransportasi. Kalau waktu itu bisa kita gunakan untuk yang lebih berkualitas, lifestyle baru itu akan lebih terwujud. Itu yang kami harapkan terjadi," tutur dia.

Sama halnya dengan Erwin, William meyakini, hadirnya MRT juga akan turut menciptakan budaya baru bertransportasi. Masyarakat menjadi tidak perlu khawatir terkena macet. Hal lain yang lebih penting yaitu kepastian waktu.

"Ketika ada kepastian, you dont need to buru-buru. Karena setiap lima menit ada kereta. Jadi aspek ketidakpastian ini harus dikontrol, harus dikurangi. Dengan MRT bisa kita pastikan waktunya," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau