Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jay Pritzker, Tokoh di Balik Hyatt dan "Pritzker Prize"

Kompas.com - 21/09/2018, 18:36 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jay Arthur Pritzker merupakan orang di balik penghargaan paling bergengsi di dunia arsitektur dan jaringan hotel Hyatt.

Pritzker datang dari keluarga yang menggeluti dunia bisnis. Ia lahir pada 26 Agustus 1922 di Chicago, dari pasangan Fanny Doppelt dan Abram Nicholas Pritzker. Pritzker juga memiliki dua orang saudara, Donald dan Robert.

Kakeknya, Nicholas Pritzker merupakan salah satu pendiri sekolah hukum di Northwestern University, tempat di mana Jay Pritzker kemudian melanjutkan pendidikannya.

Nicholas Pritzker diketahui juga merupakan pendiri Chicago Law Frirm yang kini telah berubah nama menjadi Pritzker & Pritzker, sebuah firma hukum terkenal di Amerika.

Pada usia 14 tahun, Pritzker diterima sebagai siswa di University of Chicago. Pritzker muda kemudian melanjutkan pendidikannya dan lulus dengan gelar hukum dari Northwestern University School of Law pada tahun 1947.

Jay Pritzker kemudian melanjutkan karirnya di firma hukum Pritzker & Pritzker sebelum keluar dan menjadi pilot di angkatan laut Amerika Serikat pada Perang Dunia II.

Masuk ke industri perhotelan

Jay dan istrinya, Cindy Pritzkerpritzkerprize.com Jay dan istrinya, Cindy Pritzker
Pritzker memulai bisnisnya dengan membeli beberapa properti. Pembelian pertamanya adalah sebuah pabrik penggilingan kayu saat usianya baru memasuki 29 tahun.

New York Times mencatat, setelah itu, Pritzker membeli sebuah pabrik barang-barang logam. Namanya mulai terkenal ketika mengakuisisi Fat Eddie, sebuah kedai kopi di Bandara Internasional Los Angeles serta Hyatt House, hotel kecil di dekat bandara secara bersamaan.

Kala itu, Pritzkerr sedang menunggu penerabangan di bandara. Dia lalu memperhatikan kesibukan pelanggan di kedai Fat Eddie. Di sebelah bandara juga terdapat hotel kecil bernama Hyatt House.

Meski lalu lintas bandara cenderung ramai, namun wilayah sekitar tidak memiliki destinasi wisata dan liburan. Hotel yang dinamai dari pendirinya Hyatt von Dehn tersebut, juga sedang dijual.

Melihat hal itu, Pritzker memutuskan untuk membeli kedua tempat tersebut saat itu juga dengan harga 2,2 juta dollar AS.

Nilai yang cukup besar pada masanya. Uniknya lagi, tanda pembayaran kedua tempat tersebut hanya dituliskan di atas sebuah serbet.

Pertaruhan Pritzker berhasil. Menurutnya, para eksekutif bisnis menginginkan penginapan berkualitas dekat bandara.

Strateginya sederhana, Pritzker menginginkan sebuah hotel di dekat bandara yang memiliki kualitas nomor satu.

Sehingga, meskipun hotel tersebut sepi tempat wisata, namun Pritzker dapat mengubahnya menjadi lokasi persinggahan oang-orang berduit.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau