Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Posko Samsung, Korban Gempa Lombok Bisa "Laundry" Gratis

Kompas.com - 20/09/2018, 22:52 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

MATARAM, KOMPAS.com - Sejumlah relawan yang terdiri dari anak-anak muda terlihat sibuk menimbang bungkusan plastik yang berisi baju kotor. Sementara yang lainnya tengah konsentrasi memindahkan baju-baju yang telah dicuci ke mesin pengering.

Setiap hari sejak Minggu (16/9/2018) mulai pukul 08.00 WITA pagi hingga 18.00 WITA sore, mereka melakukan tugasnya sebagai relawan di Posko Samsung Peduli, mencuci baju-baju para pengungsi korban gempa Lombok.

"Setiap hari, kami mencuci sekitar 200 kilogram baju kotor. Kebanyakan baju anak-anak ya. Ada yang kotor kena debu, lumpur, dan lain-lain. Meski banyak, tapi kami senang membantu mereka," ungkap Zulkarnain Haris, pimpinan relawan pencuci baju kotor di Posko Samsung Peduli Dusun Menggala, Lombok Utara.

Laundry gratis tersebut merupakan bagian dari layanan yang disediakan PT Samsung Electronics Indonesia di Posko Samsung Peduli.

Vice President PT Samsung Electronics Indonesia Kang Hyun Lee meninjau Posko Samsung Peduli Lombok.Kompas.com/HILDA B ALEXANDER Vice President PT Samsung Electronics Indonesia Kang Hyun Lee meninjau Posko Samsung Peduli Lombok.
Posko ini dididirkan sebagai bentuk empati dan kontribusi meringankan beban korban bencana gempa.

Tak hanya Dusun Menggala, perusahaan berbasis di Korea Selatan ini juga membangun fasilitas serupa di Dusun Lokok, Lombok Utara, yang selama ini kurang mendapat perhatian dan bantuan.

Kedua posko tersebut masing-masing melayani 2.000 jiwa Dusun Lokok dan 3.000 jiwa Dusun Menggala.

Posko Samsung Peduli dilengkapi dengan sejumlah layanan. Selain laundry gratis, layanan lainnya adalah servis alat elektronik rumah tangga merek Samsung gratis, edukasi dan pemulihan trauma anak-anak, serta hiburan.

Untuk mendukung seluruh layanan tersebut, Samsung Electronics Indonesia menyediakan 20 unit mesin cuci, 2 unit TV 55 inchi, 6 unit microwave, 2 unit lemari pendingin, dan peralatan telekomunikasi 5 unit gawai pintar di masing-masing posko.

Rumah hancur di Dusun Menggala, Lombok Utara.Kompas.com/HILDA B ALEXANDER Rumah hancur di Dusun Menggala, Lombok Utara.
Selain itu, didonasikan pula 2.000 unit perlengkapan seperti pelapis tempat tidur, wadah air minum, sprei, tenda, matras dan terpal yang bisa digunakan untuk menunjang kebutuhan sehari-hari.

Vice President PT Samsung Electronics Indonesia KangHyun Lee menuturkan, didirikannya dua posko ini merupakan bentuk kepedulian perusahaan karena selama dua tahun Samsung telah membuka dan mengoperasikan bisnisnya di Lombok.

"Kendati pasca gempa tidak ada penjualan sama sekali, namun itu tidak menghalangi niat kami untuk membantu saudara-saudara yang mengalami musibah," ujar Lee kepada Kompas.com, Kamis (20/9/2018).

Posko Samsung Peduli, lanjut Lee, hadir untuk membantu memenuhi kebutuhan air bersih, makanan sehat dan bergizi, pemulihan trauma anak-anak, edukasi yang menghibur, hingga ke depannya warga terdampak gempa bisa menata kembali kehidupannya.

Anak-anak Dusun Lekok mengikuti aktivitas edukasi di trauma healing center Posko Samsung Peduli Lombok.Kompas.com/HILDA B ALEXANDER Anak-anak Dusun Lekok mengikuti aktivitas edukasi di trauma healing center Posko Samsung Peduli Lombok.

Untuk mendukung proses pemulihan bencana ini, Samsung juga menyediakan bahan makanan di dapur umum yang dikelola kelompok ibu-ibu di sekeliling lokasi Posko.

Mereka memasak dan membagikan sekitar 600 bungkus makanan pagi setiap harinya dengan menu variatif yang mememuhi standar gizi empat sehat lima sempurna.

Kendati telah menyediakan layanan dan fasilitas mumpuni, namun Lee menolak menyebut dana yang dialokasikan untuk merealisasikan Posko Samsung Peduli ini.

"Satu yang pasti, kami berharap keberadaan posko ini dapat membantu warga membangun kembali kehidupannya dan kondisi Lombok pulih seperti sedia kala," tegas Lee.

Muslihan Kepala Dusun Lekok, Lombok Utara.Kompas.com/HILDA B ALEXANDER Muslihan Kepala Dusun Lekok, Lombok Utara.
Inisiasi Samsung Electronics Indonesia disambut antusias Asisten I Pemerintahan Kabupaten Lombok Utara Nanang Mattalata. Dia berterima kasih atas bantuan dan dukungan tersebut.

"Ini memicu perusahaan swasta lainnya untuk melakukan hal serupa," kata Nanang.

Hal senada diutarakan Kepala Dusun Lokok Muslihan. Di tengah ketidakpastian akan pembangunan kembali rumah-rumah warga yang rusak akibat gempa, dia merasa sangat diperhatikan dengan kehadiran bantuan pihak swasta.

"Kami tentu saja memberikan apresiasi dan sangat berterima kasih. Kami merasa diperhatikan dengan sangat baik. Air bersih, air minum, makaman, beras, lauk, juga lainnya," cetus Muslihan.

Posko Samsung Peduli hadir hingga 30 September 2018. Namun, hal ini tidak menutup kemungkinan keberadaan posko diperpanjang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Anak-anak Dusun Lekok mengikuti aktivitas edukasi di trauma healing center Posko Samsung Peduli Lombok Kompas.com/HILDA B ALEXANDER Anak-anak Dusun Lekok mengikuti aktivitas edukasi di trauma healing center Posko Samsung Peduli Lombok
Sebagai informasi, Lombok dilanda serangkaian gempa yang dimulai pada 29 Juli 2018 dengan beberapa kali goncangan antara Magnitudo 4 hingga Magnitudo 7.

Menurut laporan PMI hingga 3 September 2018 telah terjadi 1.974 kali gempa, dan berdasarkan laporan per tanggal 15 September 2018 total jumlah warga yang terdampak bencana ini sebanyak 509.677 orang dengan rincian 560 korban meninggal dunia, 7.757 luka-luka, dan 396.032 orang terpaksa mengungsi.

Bencana ini juga mengakibatkan 81.022 unit rumah rusak berat yang mengakibatkan hilangnya tempat bernaung dan rusaknya sarana dan prasarana umum sebanyak 1.154 unit.

Khusus di Kabupaten Lombok Utara saja, tercatat 467 orang meninggal dunia, 829 orang luka-luka, dan 101.735 orang menghuni posko pengungsian.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com