Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkat Tangan Dingin Yori Antar, Taman GBK Senayan Mencuri Perhatian

Kompas.com - 11/09/2018, 13:11 WIB
Erwin Hutapea,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Renovasi Kompleks Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Senayan di Jakarta menjelang Asian Games 2018 melibatkan berbagai pihak, baik institusi maupun perorangan.

Salah seorang yang terlibat yaitu Yori Antar. Arsitek, putra maestro arsitektur Indonesia Han Awal, ini sukses mengubah taman GBK Senayan menjadi fasilitas ramah kalangan berstandar internasional.

Berkat tangan dinginnya, taman GBK Senayan mencuri perhatian, selain tentu saja venue-venue yang memang didedikasikan untuk pertandingan olahraga.

Yori mengaku diminta secara personal oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono yang bertindak selaku Ketua Pelaksana Bidang Sarana dan Prasarana Asian Games 2018.

Dia mendapat kepercayaan untuk merenovasi taman di luar stadion menjadi ruang terbuka hijau yang memiliki ciri khas Indonesia.

Baca juga: Tak Boleh Ada yang Mengklaim, Asian Games Sukses Bersama

Pria dengan ciri khas rambut diikat ini dikenal sebagai arsitek yang sering mengunjungi berbagai daerah di Indonesia untuk melestarikan rumah adat.

"Saya sebagai arsitek diminta Pak Basuki untuk membuat master plan koridornya. Brief-nya jelas, tolong berikan sentuhan rasa keindonesiaan dalam GBK yang lagi rebranding," ujar Yori saat ditemui Kompas.com, Senin (10/9/2018) di Jakarta.

Pengunjung berfoto di Zona Bhin Bhin berada diantara Pintu 5 dan Pintu, GBK atau tepatnya di depan Asian Games Official Merchandise Super Store. Foto diambil Jumat (24/8/2018).KOMPAS.com/ RINDI NURIS VELAROSDELA Pengunjung berfoto di Zona Bhin Bhin berada diantara Pintu 5 dan Pintu, GBK atau tepatnya di depan Asian Games Official Merchandise Super Store. Foto diambil Jumat (24/8/2018).
Dia menjelaskan, renovasi yang dilakukan berupa pelebaran taman menjadi ruang terbuka hijau (RTH) sehingga bisa menampung lebih banyak orang untuk beraktivitas.

Baca juga: Basuki Berkisah, Persiapan Asian Games Ibarat Musik Rock and Roll

Setelah dilebarkan, ruang terbuka itu menjadi ruang publik yang bisa digunakan untuk tempat masyarakat berkumpul, berolahraga, berjualan, nonton bareng, dan berbagai kegiatan lain.

"Kami melebarkan koridor itu tiga sampai empat kali lipat. Setelah kami lebarkan, koridor itu jadi ruang publik. Bisa jadi tempat kumpul-kumpul, nobar, ada stan jualan, jadi meriah," ucap Yori.

Selain itu, lanjutnya, pengelola Kompleks GBK juga bisa menyewakan tempat itu untuk berbagai kegiatan tersebut sehingga ada pemasukan.

Nantinya, pemasukan itu bisa digunakan antara lain untuk biaya pemeliharaan fasilitas yang ada di kompleks GBK. 

Seiring dengan berakhirnya Asian Games 2018, api pada ujung pangkal kaldron yang berada di depan Stadion Utama Gelora Bung Karno pun dipadamkam. Api dipadamkan saat pesta closing ceremony Asian Games 2018, Minggu (2/9/2018) malamKOMPAS.com/ RINDI NURIS VELAROSDELA Seiring dengan berakhirnya Asian Games 2018, api pada ujung pangkal kaldron yang berada di depan Stadion Utama Gelora Bung Karno pun dipadamkam. Api dipadamkan saat pesta closing ceremony Asian Games 2018, Minggu (2/9/2018) malam
Yori pun mengumpamakan perubahan RTH itu menjadi fasilitas yang tampak lebih feminin.

"Ibaratnya kalau bangunan itu lebih maskulin, taman terbuka ini lebih feminin, dan itu bersinergi," imbuhnya.

Berkat sentuhan keindonesiaannya, kawasan GBK Senayan menarik perhatian dan layak dikenang sebagai lokasi penyelenggaraan Asian Games 2018.

Yori juga berharap semua venue dan fasilitas yang sudah dibangun dan direnovasi dengan standar internasional ini bisa mendukung peningkatan prestasi para atlet Indonesia.

"Prestasi atlet kita juga sebanding dengan rebranding GBK ini. Harusnya prestasi ke depan lebih menjanjikan lagi," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau