BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Perkembangan pembangunan Jembatan Pulau Balang di Provinsi Kalimantan Timur sudah mencapai 58,23 persen per 2 September 2018.
Sementara serapan dananya 60,48 persen dari total nilai kontrak Rp 1,33 triliun yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jembatan Pulau Balang II Edwin Suratman mengungkapkan hal tersebut kepada Kompas.com, Kamis (6/9/2018).
"Kontrak pembangunan diteken pada 21 Agustus 2015 dan pekerjaan dimulai September tahun yang sama. Meskipun ada kendala yang dihadapi, namun kami optimistis bisa selesai sesuai jadwal yang ditetapkan pada 27 November 2019," tutur Edwin.
Pertama dan yang utama saat dilakukan tiang pancang di laut yang ternyata dasarnya adalah batu. Butuh waktu satu tahun untuk memasang 144 tiang pancang.
Kendala kedua adalah perubahan cuaca yang mengakibatkan ketersediaan material dan bahan bangunan menjadi terhambat.
Material untuk membangun Jembatan Pulau Balang ini didatangkan dari Makassar untuk semen, pasir agregat dari Palu, dan fly ash dari Paiton.
Panjang jembatan ini menjadikannya sebagai jembatan kabel pancang terpanjang kedua setelah Jembatan Suramadu.
Cakupan pekerjaan berikutnya adalah jembatan pendekat 4x40 meter (160 meter), dan jalan akses 1,775 kilometer berupa rigid pavement.
Sementara lebar dek 22,4 meter yang terdiri dari 2 jalur dan 4 lajur dengan trotoar 2 arah 1 lajur masing-masing 1,5 meter.
Sebagai kontraktor pelaksana KSO PT Adhi Karya (persero) Tbk, PT Hutama Karya (persero) dan PT Bangun Cipta Konstruksi.
Pembangunan Jembatan Pulau Balang ini merupakan salah satu program yang ditujukan untuk pengembangan jaringan jalan di Provinsi Kalimantan Timur dengan sasaran memperlancar tingkat pelayanan, kemampuan pelayanan jalan, mendukung pertumbuhan ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat.
"Kehadiran Jembatan Pulau Balang ini juga mendukung transportasi dari arah Pelabuhan Peti Kemas Kariangau Balikpapan dan pengembangan wilayah Kawasan Industri Kariangau (KIK)," jelas Edwin.
Manfaat lainnya adalah mengurangi kepadatan lalu lintas dalam kota Balikpapan dan Penajam sesuai konsep jaringan jalan antar kota.
Kemudian meningkatkan aksesibilitas pergerakan warga, barang, dan jasa serta mendukung pariwisata Pulau Balang sebagai kawasan resor dan fasilitas olahraga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.