JAKARTA, KOMPAS.com – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengeluarkan kebijakan berupa skema pembiayaan perumahan untuk mempermudah kepemilikan rumah bagi generasi milenial.
Skema tersebut adalah fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP), subsidi selisih bunga (SSB), subsidi bantuan uang muka (SBU), Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera), dan bantuan pembiayaan perumahan berbasis tabungan (BP2TB).
Usaha itu dilakukan untuk mengatasi masalah rendahnya daya beli rumah dan keterbatasan kemampuan membayar uang muka atau down payment (DP).
“Skema itu untuk kepemilikan rumah dengan bunga tetap sepanjang tenor dan disubsidi sehingga cicilan rumah akan lebih terjangkau,” ucap Direktur Evaluasi Bantuan Pembiayaan Perumahan Kementerian PUPR Arvi Argiantoro pada diskusi tentang perumahan bagi generasi milenial, Selasa (4/9/2018) di Jakarta.
Baca juga: Generasi Milenial Nyicil Rumah Meningkat Setiap Tahun
Dia mengatakan, SBU akan diberikan khusus untuk kredit pemilikan rumah (KPR) tapak sebesar Rp 4 juta.
Sementara itu, jika ada generasi milenial yang ingin memiliki rumah di lokasi tertentu dan membangun secara swadaya maka bisa menggunakan skema BP2TB.
Mereka bisa mengakses bantuan ini dengan menunjukkan bukti saldo tabungan minimal enam bulan berturut-turut. Dengan fasilitas itu, mereka bisa menentukan jenis atau tipe rumah yang akan dibeli atau dibangun.
Selain itu, Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Pembiayaan Perumahan juga membuat aplikasi digital untuk mengikuti perkembangan teknologi zaman sekarang.
“Dengan semakin meningkatnya digitalisasi, kami mengembangkan beberapa aplikasi untuk mempermudah mengakses informasi perumahan, namanya Griya Mobile dan E-Rumah Subsidi,” ujar Arvi.
Kedua aplikasi itu diharapkan bisa memberi kemudahan kepada generasi milenial sekaligus para pelaku pasar properti agar bisa mengetahui jenis rumah yang dibutuhkan, termasuk lokasinya.
Kebijakan lain yang dikeluarkan, tambahnya, yaitu merancang kebijakan lima tahun ke depan untuk menyediakan hunian sewa atau rental housing yang lokasinya berdekatan dengan kegiatan ekonomi dan terjangkau oleh sarana transportasi.
“Skema pembiayaan itu disesuaikan dengan kemampuan daya beli dan kecenderungan masyarakat berpenghasilan rendah, termasuk generasi milenial,” imbuhnya.
Arvi mengungkapkan, berbagai fasilitas itu diberikan sebagi upaya untuk menyediakan hunian yang nyaman, terjangkau, dan sesuai dengan generasi milenial.
Sebab, seperti diketahui bersama, saat ini kenaikan harga rumah dan tanah semakin tinggi. Hal itu berdampak pada keterbatasan daya beli generasi milenial.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.