Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Harga Ideal Wisma Atlet Kemayoran Jika Dilepas ke Pasar

Kompas.com - 31/08/2018, 14:02 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Siapa yang tak kesengsem memiliki hunian di tengah kota, dikelilingi sejumlah fasilitas mentereng, dan akses yang mudah dijangkau serta dekat dengan tempat kerja? 

Wisma Atlet Kemayoran punya semua empat faktor itu yang sangat diidamkan para pencari rumah.

Hanya, tempat tinggal sementara untuk para atlet Asian Games 2018, dan Paragames 2018 ini belum diputuskan apakah akan dijual secara komersial menjadi rumah susun milik (rusunami), atau tetap sesuai peruntukkan sebagai rumah susun sewa (rusunawa).

Keputusan akhir soal peruntukkan ini berada di tangan Pusat Pengelolaan Kompleks (PPK) Kemayoran Kementerian Sekretariat Negara.

Kalau pun akan dialihfungsikan sebagai rusunami, maka perlu adanya perubahan Instruksi Presiden (Inpres).

Sebab, dalam Inpres Nomor 2 Tahun 2016 tentang Dukungan Penyelenggaraan Asian Games XVIII Tahun 2018 diatur peruntukkannya pascaseluruh kegiatan olahraga berakhir, yaitu sebagai rusunawa.

Lepas dari itu, berapa harga yang pantas untuk Wisma Atlet Kemayoran ini jika nanti dilepas ke pasar secara komersial?

Baca juga: Wisma Atlet Kemayoran, Rusun Rasa Apartemen

Menurut Direktur Riset Savills Indonesia Anton Sitorus harga jual ideal adalah Rp 20 juta hingga Rp 25 juta per meter persegi.

Harga ini relatif bisa diakomodasi kalangan masyarakat menengah. Tidak terlalu mahal, juga bukan untuk kelas subsidi. 

Terlebih di sekelilingnya terdapat apartemen kelas menengah atas yang harga jualnya sudah berada di kisaran Rp 30 juta hingga Rp 45 juta per meter persegi. Termasuk proyek apartemen milik Agung Sedayu Group, Menara Jakarta.

Jadi, kata Anton, harga sebesar itu pantas disematkan untuk Wisma Atlet Kemayoran yang diklaim Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla lebih bagus ketimbang wisma atlet di Rio de Janeiro.

Selain itu, Anton beralasan, banyak pihak antusias dengan keberadaan Wisma Atlet ini. Selain lokasinya strategis di tengah kota, juga potensial ditingkatkan fungsinya menjadi percontohan transit oriented development (TOD).

"Pemerintah tinggal melakukan tambahan infrastruktur transportasi apakah dibangun halte Trans Jakarta, terminal bus umum atau lainnya. Jika itu dilakukan, inilah sebenar-benarnya konsep TOD. Yang lain kan masih wacana dan belum jadi," tutur Anton menjawab Kompas.com, Rabu (29/8/2018).

Untuk diketahui, terdapat sepuluh menara di dalam Kompleks Wisma Atlet Kemayoran. Tiga menara pertama dibangun di atas lahan seluas 135.000 meter persegi di Blok C-2 dengan jumlah total 1.932 unit.

Sementara, tujuh menara lainnya dibangun di Blok D-10 seluas 333.700 meter persegi dengan total 5.494 unit. Setiap unit merupakan tipe 36 yang dilengkapi dua kamar tidur, ruang tamu, dapur, kamar mandi dan tempat cuci jemur. 


 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Begini Cara Cek Nilai Tanah di Suatu Daerah Secara Online

Begini Cara Cek Nilai Tanah di Suatu Daerah Secara Online

Berita
Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Berita
Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Berita
119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

Berita
Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Berita
Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Berita
'Face Recognition' Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

"Face Recognition" Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau