BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Pembangunan Jalan Tol Balikpapan-Samarinda (Balsam) ditargetkan selesai pada akhir tahun 2018.
Namun, pelaksanaannya tidak semulus yang diperkirakan. PT Jasamarga Balikpapan Samarinda (JBS) selaku pengelola tol itu sempat mengalami kendala, terutama dalam pembebasan lahan.
Baca juga: Akhir 2018, Konstruksi Tol Balikpapan-Samarinda Rampung
Direktur Utama PT JBS STH Saragi mengatakan, pembebasan lahan menjadi masalah utama tersendatnya pengerjaan Tol Balsam. Salah satunya terjadi di Seksi 4.
"Pembebasan lahan tersendat. Di Seksi 4 antara Simpang Susun Palaran-Samarinda terlambat karena harus melebarkan jalan," ujar STH Saragi, Kamis (16/8/2018) di Balikpapan, Kalimantan Timur.
Oleh karena itu, lanjut Saragi, JBS harus melakukan pelebaran jalan yang tadinya 40 meter menjadi 60 meter.
Selain itu, di lahan yang digarap itu ada jenis tanah lunak sepanjang 2 kilometer dengan kedalaman hampir 40 meter.
Baca juga: Pembebasan Lahan Tol Balikpapan-Samarinda Tembus 95,39 Persen
Ada pula sejumlah lahan yang tidak begitu luas, tetapi pemiliknya berbeda-beda, sehingga perlu waktu lebih lama untuk membebaskannya.
"Masalah pelebaran jalan, tanah yang lunak, dan lahan yang harus dibebaskan kecil-kecil," sebut Saragi.
Mengenai jenis tanah yang lunak tadi, kata Saragi, pihaknya harus mengatasinya dengan mengganti jenis tanah lain yang lebih mudah untuk pembangunan jalan.
Terobosan pun dilakukan melalui metode geoteknik dengan empat cara utama yakni menggunakan minipile, cerucuk, PVD, dan pile slab.
Cikal bakal Tol Trans Kalimantan ini dirancang 99,02 kilometer yang menghubungkan kota Balikpapan dan Samarinda.
Pekerjaan konstruksinya ditargetkan rampung akhir 2018 dan beroperasi penuh pada April 2019 mendatang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.