Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atap Rumah Tradisional, Simbol Budaya Ikonis

Kompas.com - 14/08/2018, 18:24 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Rumah adat mudah dikenali karena bentuk atapnya yang unik dan mengundang perhatian. Bahkan bentuk atap rumah juga menjadi simbol suatu wilayah atau suku di Indonesia, seperti:

Atap rumah tongkonan

Masyarakat Indonesia tentu sudah mengenal bentuk atap rumah adat Toraja ini. Atap rumah ini memiliki bentuk melengkung mirip dengan tanduk kerbau.

Ada pula yang mengatakan bentuk melengkung ini mirip seperti perahu yaang sedan telungkup dengan buritan.

Pada bagian atasnya dilapisi dengan ijuk hitam. Selain itu, atap rumah ini juga kerap ditumbuhi tanaman hijau yang justru memperindah bentuk rumah.

Ciri lain yang menonjol adalah penggunaan kepala kerbau dan tanduk yang menempel di depan rumah. Jumlah tanduk dan kepala kerbau menunjukkan derajat penghuni rumah.

Semakin banyak tanduk yang dipasang, maka semakin tinggi pula status sosial keluarga penghuni rumah tersebut.

Atap rumah ini didukung dengan beberapa kolom yang bertumpu pada batu. Kolom utamanya menjadi penyangga struktur atap pada sisi ujungnya.

Di sisi barat dan timur bangunan, terdapat jendela kecil tempat masuknya sinar matahari dan aliran angin.

Hampir semua rumah adat Toraja menghadap ke utara, yang melambangkan arah tempat leluhur berada. Masyarakat Toraja percaya hal ini akan membawa berkah.

Atap rumah bolon

Rumah Bolon khas Batak di Festival Kuliner Serpong (FKS) 2015 yang berlangsung di Summarecon Mal Serpong, 14 Agustus hingga 6 September 2015.KOMPAS.COM/JONATHAN ADRIAN Rumah Bolon khas Batak di Festival Kuliner Serpong (FKS) 2015 yang berlangsung di Summarecon Mal Serpong, 14 Agustus hingga 6 September 2015.
Jangan terkecoh dengan bentuk atap rumah ini. Meski mirip dengan atap rumah tongkonan, namun atap berbentuk segitiga ini merupakan bagian dari rumah gorga atau rumah bolon.

Rumah gorga merupakan rumah adat Suku Batak yang dibagi menjadi beberapa jenis tergantung ukuran dan luasnya.

Ruma gorga berukuran paling besar disebut rumah bolon, dan sekaligus menjadi simbol status sosial di Tapanuli, Sumatera Utara.

Selain sebagai tempat tinggal, rumah ini juga digunakan sebagai tempat penyelenggaraan upacara adat. Rumah ini memiliki atap berbentuk segitiga dan bertingkat tiga.

Pada bagian puncak, terdapat kepala kerbau yang melambangkan kesejahteraan bagi para penghuni rumah.

Atap segitiga ini terbuat dari anyaman bambu (lambe-lambe), yang biasanya ditandai dengan warna merah dan hitam.

Atap bergonjong

Atap bergonjong dipakai oleh salah satu hotel di Bukittinggi, Sumatera Barat. Sejumlah bangunan di Sumatera Barat, baik bangunan pemerintah maupun swasta, berlomba-lomba menggunakan atap bergonjong untuk membangun citra Minangkabau.Arif, Ahmad Atap bergonjong dipakai oleh salah satu hotel di Bukittinggi, Sumatera Barat. Sejumlah bangunan di Sumatera Barat, baik bangunan pemerintah maupun swasta, berlomba-lomba menggunakan atap bergonjong untuk membangun citra Minangkabau.
Model elemen atap rumah ini menjadi simbol arsitektur Minangkabau dan digunakan dalam semua fungsi bangunan.

Bentuknya yang khas juga menjadi penanda keberadaan komunitas Minangkabau di tanah rantau. Saking terkenalnya, atap bergonjong kerap menjadi penanda tempat makan khas Minang.

Atap rumah ini biasanya juga digunakan untuk menunjukkan status sosial. Bentuknya yang menyerupai tanduk kerbau merupakan representasi binatang yang paling dihormati masyarakat daerah Sumatera Barat.

Atap limasan

Rumah Limasan yang dulu digunakan sebagai lokasi siaran radio PC AURIKOMPAS.com/ Wijaya Kusuma Rumah Limasan yang dulu digunakan sebagai lokasi siaran radio PC AURI
Atap limasan merupakan jenis atap paling populer di Indonesia. Jenis atap ini sering digunakan di rumah-rumah karena menampilkan kesan mewah daripada jenis atap rumah Jawa seperti pelana atau kampung.

Penutup rumah ini memiliki banyak varian, namun yang paling lama adalah jenis limasan Borobudur dan Prambanan.

Atap rumah Nias

Rumah Nias UtaraARBAIN RAMBEY Rumah Nias Utara
Atap rumah tradisional Nias biasanya terbuat dari dedaunan yang harus diganti paling tidak tiap dua tahun sekali. Pada perkampungan tradisional Nias, atap setiap rumah menyambung menjadi satu kesatuan panjang.

Atap rumah juga dibangun menjorok ke depan dengan ukuran yang sama, sehingga bisa menjadi selasar. Bagian ini biasanya digunakan sebagai tempat untuk menonton pertunjukan atau hajatan.

Pengaturan panjang dan derajat atap yang sama, membuat air hujan di perkampungan tradisional Nias jatuh di tempat yang sama. Hal ini memudahkan pembuatan saluran pembuangan air di perkampungan adat Nias.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com