JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu penyebab besarnya kerusakan gempa Lombok adalah karena kondisi struktur bangunan yang tidak memenuhi standar aman gempa bumi.
Untuk itu diperlukan sosialisasi terkait langkah aman membangun bangunan tahan gempa. Menurut Iman Satyarno, dosen Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada, material dan struktur bangunan merupakan hal yang harus menjadi perhatian.
“Jadi kalau buat rumah, dipentingkan strukturnya dulu,” ujar Iman Satyarno kepada Kompas.com, Selasa (7/8/2018).
Baca juga: Rumah Kontainer Aman dan Anti Gempa
Iman menambahkan, bangunan rumah dibagi menjadi dua jenis yakni bangunan engineered dan non engineered.
Bangunan engineered merupakan gedung yang dibuat dengan perhitungan khusus. Umumnya bangunan engineered digunakan pada gedung dua lantai atau lebih,
Sementara bangunan non engineered merupakan gedung satu lantai. Sering kali bangunan tipe ini dirancang dengan perhitungan ala kadarnya, bahkan dengan material yang digunakan juga tidak diukur.
Buku Saku Panduan
Untuk mengantisipasi jatuhnya korban akibat reruntuhan bangunan rumah, pemerintah bersama dengan membuat buku panduan mengenai “Persyaratan Pokok Rumah yang Lebih Aman”.
Buku ini merupakan hasil kerjasama Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan Japan International Cooperation Agency (JICA).
Panduan ini sudah diterapkan di Yogyakarta, Padang, dan Bengkulu saat pembangunan dan rekonstruksi pasca gempa.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.