“Dengan kolam penimpanan dan halaman rumput, kita bisa menahan air banjir selama yang diinginkan,” ujar Kotchakorn Voraakhom, pendiri Landprocess.
Voraakhom menambahkan, setelah banjir usai, air yang tersimpan di taman dapat dialirkan ke sistem pembuangan kotoran umum.
Sebelum Thammasat University, Chulalongkorn University (CU) Centenary Park sudah mengawalinya terlebih dahulu.
Bahkan taman ini dibangun dengan kemiringan tiga derajat, sehingga memudahkan air untuk mengalir ke kolam raksasa.
CU Centeenary Park dibangun untuk menyediakan ruang terbuka hijau dan sebagai perayaan hari jadi ke-100 universitas.
Sama seperti Thammasat University, CU Centenary Park juga dibangun dengan kolam penyimpanan air serta drainase bawah tanah.
Chulalongkorn University Centenary Park memiliki empat lahan basah, yang memiliki fungsi ganda sebagai ruag komunal.
Lahan ini dilapisi dengan kolam filtrasi yang mengolah air. Air yang diolah tidak hanya berasal dari area kampus saja, namun juga dari daerah lain yang berdekatan.
“Saya pikir (taman ini) memberikan sebuah kesempatan bagi masyarakat untuk memikirkan lebih banyak mengenai kota ini dan apa yang bisa dilakukan,” tutur Kotchakorn Voraakhom.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.