JAKARTA, KOMPAS.com - Rumah tapak (landed housing) seharga Rp 600 juta hingga Rp 2 miliar tercatat paling diminati pasar selama enam bulan pertama tahun 2018.
Catatan Jones Lang LaSalle (JLL) menunjukkan rumah dengan rentang harga tersebut dirancang dua kamar tidur dan tiga kamar tidur.
Kondisi ini tak jauh beda dengan periode yang sama tahun lalu, di mana rumah seharga Rp 600 juta-Rp 1,3 miliar paling laku diserbu pembeli.
Baca juga: Rumah Baru Zohri Dilengkapi Furnitur dan Siap Huni
Head of Research JLL James Taylor menuturkan, meski pasar masih sarat tantangan untuk para pengembang dan sebagian konsumen yang sensitif terhadap harga, namun tingkat penjualan tercatat 71 persen.
"Beberapa pengembang membukukan penjualan yang sehat. Mereka menawarkan unit yang lebih kecil dengan harga paket yang lebih rendah," ujar James kepada Kompas.com, Jumat (20/7/2018).
Selain itu, reputasi pengembang, lokasi, dan akses ke infrastruktur juga merupakan kunci tingginya permintaan, sehingga catatan penjualan terus menunjukkan angka positif.
Secara umum, tingkat penjualan selama Semester I-2018 sebanyak 4.873 unit, dari total 6.143 unit peluncuran rumah baru.
Adapun terkait kebijakan relaksasi Bank Indonesia (BI) terhadap loan to value (LTV), James menilai, akan semakin membantu meningkatkan gairah pasar dan penjualan.
Hal ini terutama untuk unit-unit hunian kelas menengah dan bawah yang diminati oleh konsumen yang masih bergantung pada pinjaman atau kredit pemilikan rumah (KPR).
"Sebaliknya, kebijakan pelonggaran LTV tidak memberi dampak terhadap pembeli kelas atas dan mewah. Mereka tidak membutuhkan KPR," imbuh James.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.