SOLO, KOMPAS.com - Matahari begitu terik menyinari Kota Solo, Jawa Tengah, siang itu.
Kernyit dahi tampak di wajah setiap orang yang berada di luar ruangan atau di jalanan karena panasnya cahaya matahari.
Namun, kondisi itu tidak menyurutkan semangat mereka untuk menyambut obor Asian Games 2018.
Hari itu, sejak Kamis (19/7/2018) pagi, anak-anak sekolah mulai dari tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah atas tampak sabar menunggu lewatnya rombongan yang membawa obor tersebut.
Mereka terlihat duduk-duduk dan berdiri di sepanjang jalur yang sudah ditentukan akan dilewati rombongan, mulai dari Tugu Makutha hingga Balai Kota Solo.
Hal serupa terlihat di Jalan Jenderal Sudirman, Solo. Ribuan warga dan anak sekolah sudah berjejer teratur di belakang pembatas berwarna oranye yang dipasang di sepanjang jalan itu.
Pembatas itu terletak di sisi kiri dan kanan jalan. Sementara di bagian tengah jalan terlihat basah setelah disiram air untuk mengurangi panas akibat terik matahari.
Para petugas dari Polri, TNI, dan Satpol Pamong Praja pun siap siaga untuk menjaga ketertiban dan keamanan jalannya acara itu.
Terasa sekali aura dan atmosfer semangat bergelora dari masyarakat Solo untuk menyambut datangnya obor Asian Games.
Antusiasme mereka terlihat begitu membara, bahkan mengalahkan panasnya sinar matahari yang terasa menyengat kulit tubuh.
Warna-warni seragam sekolah, biru, kuning, hijau, dan lain-lain, juga membuat suasana kian semarak.
Terlihat seorang ibu membawa anaknya yang masih memakai seragam sekolah ikut menunggu di antara kerumunan warga di pinggir jalan.
Saat dihampiri Kompas.com pada pukul 14.30 WIB, ibu itu mengaku sudah menunggu di sana sejak pukul 11.00 WIB.
Dia rela menunggu berjam-jam karena sudah berniat melihat pawai obor Asian Games.
“Nunggu dari jam 11.00, ya sabar aja,” ujar ibu yang bernama Yani itu.
Anaknya, Alfian, yang berumur 6,5 tahun dan duduk di kelas I SD Mojosongo 5, beserta murid lain hingga kelas VI SD diimbau pihak sekolah agar ikut menonton jalannya kirab itu.
“Kelas I sampai VI diimbau untuk mengikuti pawai obor. Bagus, senang, enggak setiap tahun ada seperti ini,” ucap Yani.
Hati Yani beserta Alfian pun semakin berbunga-bunga. Sebab, tidak jauh dari posisi mereka berdiri, tampak Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono juga sedang menunggu datangnya rombongan pawai obor.
Tidak ingin kehilangan kesempatan, Yani memberanikan diri meminta untuk berfoto bersama Menteri Basuki. Permintaannya pun dikabulkan. Berposelah mereka bertiga dengan senyum tak lepas di bibir.
Betapa bahagianya dia siang itu. Selain mendapat kesempatan menyaksikan salah satu acara penting dalam dunia olahraga Asia, Yani dan anaknya juga berkesempatan mengabadikan momentum bertemu dengan Menteri Basuki.
“Senang sekali tadi bisa foto sama Pak Menteri,” tuturnya sambil tertawa semringah.
Hingga akhirnya rombongan pembawa obor Asian Games pun datang dan melintasi jalan tersebut. Yani, Menteri Basuki, dan semua masyarakat Solo tampak bersemangat memberi sambutan.
“Indonesia... Indonesia... Indonesia...,” teriak semua orang di jalanan tersebut pada siang itu.
Tanpa pandang bulu, entah itu tukang becak, pedagang kaki lima, aparat keamanan, maupun pejabat pemerintah, semuanya bercampur baur menggelorakan semangat untuk menyambut datangnya Asian Games 2018 di Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.