LONDON, KOMPAS.com – Angin ribut ritel terus membayangi peritel pakaian asal Inggris, Marks & Spencer. Setelah 100 toko bangkrut, kini mereka mulai memberhentikan karyawannya.
Untuk diketahui, pada Mei lalu, Marks & Spencer mengumumkan tumbangnya 100 toko di seluruh Inggris. Peritel itu disebutkan bakal berfokus pada bisnis daring.
Kabar pilu rupanya tak berhenti di sana. Toko premium tersebut melansir informasi pemberhentian 350 karyawannya.
Baca juga: Diterjang Tsunami Ritel, 100 Toko Marks and Spencer Ambruk
Seperti diberitakan The Guardian, Selasa (17/7/2018), ratusan karyawan terancam PHK itu menyebar di berbagai divisi, seperti bidang komersial, operasional, dan visual.
Pihak Marks & Spencer disebut telah memberitahu seluruh karyawan terdampak.
“Marks & Spencer saat ini tengah berubah dan ini merupakan keputusan sulit. Namun, (kebijakan PHK) krusial untuk kelangsungan bisnis kami,” demikian pernyataan resmi Marks & Spencer.
Chairman Marks & Spencer Archie Norman sebelumnya mengatakan, bisnis toko premium itu tengah goyang.
Laporan kinerja Marks & Spencer menunjukkan tren anjloknya penjualan. Dalam 2 tahun terakhir, penjualan di seluruh toko premium itu melorot 7,5 persen.
Serupa dengan peritel lainnya, Marks & Spencer ikut terpukul oleh perpindahan cara belanja masyarakat ke bisnis daring.
Di samping itu, peritel kini menghadapi ancaman lonjakan biaya operasional dan melemahnya daya beli konsumen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.