Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat Transportasi Menilai Mudik 2018 Lancar dan Sukses

Kompas.com - 22/06/2018, 15:06 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi V DPR Fary Djemi Francis beranggapan kemacetan yang terjadi di sejumlah tol di Jakarta dan Jawa Barat pada musim Lebaran 2018 sama persis dengan tahun-tahun sebelumnya.

Namun, anggapan tersebut ditampik Ketua Bidang Advokasi Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Darmaningtyas. Menurut dia, selama 30 tahun terakhir, kemacetan selalu menjadi momok bagi masyarakat yang melakukan perjalanan mudik.

Baca juga: Komisi V DPR: Macet Mudik 2018 Sama Seperti Tahun Sebelumnya

Bahkan, pada 2016 lalu sempat muncul kasus 'Brexit', kemacetan yang terjadi Tol Pejagan-Pemalang menyebabkan setidaknya 17 orang meninggal dunia. Namun kali ini, momok tersebut tidak lagi terjadi.

"Penyelenggaraan angkutan mudik Lebaran 2018 dapat dikatakan sukses dan lancar karena terbebas dari momok kemacetan. Kemacetan memang sempat terjadi pada 12 hingga 13 Juni di sejumlah ruas tol Jakarta-Cikampek-Cipali, tapi dapat segera diurai dengan menerapkan sistem contraflow, sehingga kemacetan tidak sampai menjadi momok," kata Darmaningtyas kepada Kompas.com, Jumat (22/6/2018).

Daripada disebut macet, menurut dia, jauh lebih tepat bila kondisi yang terjadi adalah perlambatan. Hal itu disebabkan meningkatnya volume arus kendaraan dibandingkan hari biasa, sehingga membuat kendaraan yang melintas di jalan tol bergerak lebih lambat dari biasanya.

"Kalau dari pengamatan saya dan yang saya alami, yang terjadi bukan kemacetan tapi perlambatan," ujarnya.

Sebagai gambaran, ketika melakukan perjalanan balik dari Semarang menuju Jakarta pada 19 Juni lalu, ia mengaku, hanya membutuhkan waktu 12 jam.

Dalam kondisi normal, waktu tempuh yang dibutuhkan untuk menembus jarak kedua kota sepanjang 432,75 kilometer itu selama 10 jam.

Saat itu, Darmaningtyas mengatakan, sempat keluar di Cirebon untuk mencari makan di sekitar jalur arteri lantaran mendapati rest area di dalam tol yang penuh.

Ketika hendak kembali ke jalan tol, ia sempat mendapati volume kendaraan di Gerbang Tol Cirebon cukup padat.

"Kita sempat khawatir akan terjebak kemacetan. Tapi ternyata kemacetan itu hanya berjalan satu menit, setelah itu berjalan. Waktu itu kecepatan 30-40 kilomter per jam," kata dia.

"Nah jadi seperti itu kemudian dibaca oleh politisi macet-macet. Tetapi yang pasti perjalanan dari Semarang sampai ke Jakarta itu cuma 12 jam," imbuhnya.

Saksikan video reportase perjalanan mudik Tim Merapah Trans Jawa berikut ini:

Kompas Video Tim Merapah Trans-Jawa 3 Kompas.com menelusur hingga ruas terakhir Tol Trans-Jawa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jepara: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jepara: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Ini 147 Bangunan di Sulbar yang Beres Direkonstruksi Pasca Gempa

Ini 147 Bangunan di Sulbar yang Beres Direkonstruksi Pasca Gempa

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banjarnegara: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banjarnegara: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Banjar: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Banjar: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sukabumi: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sukabumi: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Surat Edaran Prototipe Rumah Sederhana Segera Terbit

Surat Edaran Prototipe Rumah Sederhana Segera Terbit

Berita
Segudang Keuntungan Gunakan Wastafel 'Stainless Steel' di Dapur

Segudang Keuntungan Gunakan Wastafel "Stainless Steel" di Dapur

Tips
Lima Tahun ke Depan, Pertumbuhan 'Crazy Rich' Indonesia Lampaui Dunia

Lima Tahun ke Depan, Pertumbuhan "Crazy Rich" Indonesia Lampaui Dunia

Berita
Incar Mahasiswa dan Turis, Winland Tawarkan Hunian Rp 300 Juta di Malang

Incar Mahasiswa dan Turis, Winland Tawarkan Hunian Rp 300 Juta di Malang

Apartemen
Mulai Tahun Ini, Tarif Sewa Gedung Kantor di Jakarta Naik 3 Persen

Mulai Tahun Ini, Tarif Sewa Gedung Kantor di Jakarta Naik 3 Persen

Perkantoran
186.000 Hektar Hutan Adat di Tapanuli Utara dan Luwu Utara Diregistrasi

186.000 Hektar Hutan Adat di Tapanuli Utara dan Luwu Utara Diregistrasi

Berita
4,39 Juta Orang Naik Kereta Selama 22 Hari Angkutan Lebaran 2024

4,39 Juta Orang Naik Kereta Selama 22 Hari Angkutan Lebaran 2024

Berita
Ditarget Tuntas Oktober, Ini Progres Bendungan Bolango Ulu di Gorontalo

Ditarget Tuntas Oktober, Ini Progres Bendungan Bolango Ulu di Gorontalo

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Cianjur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Cianjur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bandung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bandung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com