Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bernardus Djonoputro
Ketua Majelis Kode Etik, Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP)

Bernardus adalah praktisi pembiayaan infrastruktur dan perencanaan kota. Lulusan ITB jurusan Perencanaan Kota dan Wilayah, dan saat ini menjabat Advisor Senior disalah satu firma konsultan terbesar di dunia. Juga duduk sebagai anggota Advisory Board di Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung ( SAPPK ITB).

Selain itu juga aktif sebagai Vice President EAROPH (Eastern Region Organization for Planning and Human Settlement) lembaga afiliasi PBB bidang perencanaan dan pemukiman, dan Fellow di Salzburg Global, lembaga think-tank globalisasi berbasis di Salzburg Austria. Bernardus adalah Penasehat Bidang Perdagangan di Kedubes New Zealand Trade & Enterprise.

Pengalaman Relijius di Pusat Peradaban Jakarta

Kompas.com - 19/06/2018, 21:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Gereja dikelilingi oleh dominasi perumahan peranakan, di antara kuil dan vihara bersejarah utama Jakarta yaitu kuil TaoSeBio, vihara Dharma Bhakti dan Kelenteng Jin De Yuan.

Suasana hari Waisak, rona merah di mana-mana dengan kepulan asap dupa dan keramahan warung mie khas pecinan, membawa alam pikiran ke zaman peranakan yang bedominasi kawasan kota lama Batavia. Sungguh indah permata kota Jakarta ini.

Patung Bunda Maria pun bersolek mirip dewi Kwan Im, hadir dalam dekorasi dan budaya China yang menyatu dengan umat. Indahnya.

Perjalanan napak tilas kami lanjutkan ke kapel biara Ursulin Santa Maria. Terletak di dalam kompleks Sekolah Kejuruan Pariwisata St. Maria di jalan Juanda, biara ini adalah bagian penting sudut kota yang lekat dengan budaya Belanda.

GerejaBernardus Djonoputro Gereja
Sejarah biara ini berawal pada 7 Februari 1856, rombongan 7 biarawati Ursulin tiba di Batavia dengan kapal Hermaan.

Mereka kemudian tinggal di Noordwijk Straat 29 (sekarang Jl Juanda 29), di bagian kawasan kota Batavia berpengaruh di bekas benteng Rijswijk yang diperbaiki Mayor Schultze atas perintah Daendels tahun 1810.

Lokasi berseberangan dengan Harmonie, kawasan dinamis tempat berkumpulnya para sosialita Belanda zaman itu. 

Berjalan sedikit ke arah timur, kita menyusuri kawasan Pasar Baru dan Pintu Air. Kawasan perdagangan sejak 1820 yang kini ramai dengan pemukiman orang India. Jejak kota dagang yang sibuk tetap terjaga hingga kini, memberikan nuansa energik kota dagang dunia. 

Masih nampak bayangan indahnya masa ketika kanal Moelenvliet (saking indahnya karena banyak kincir air), dan sistem pintu-pintu air (sluisburg) di kiri jalan Pintu Air. Di sini pula dahulu tinggal para petinggi Belanda, dan berdiri Capitol Theatre tepat di depan Istiqlal.

Ilustrasi kemacetan jakartaArimbi Ramadhiani Ilustrasi kemacetan jakarta
Napak tilas kami pun berakhir di Katedral Santa Maria Pelindung Diangkat Ke Surga. Sebuah karya arsitektur neo-gotik didirikan tahun 1901,  oleh perancang pastor Antonius Dijkman. Gereja yang sekarang berdiri di atas lokasi gereja asli tahun 1810, yang terbakar tahun 1826 bersama 180 rumah penduduk setempat.

Gereja indah ini berlokasi tepat berdampingan dengan masjid terbesar di Asia Tenggara, Istiqlal, yang berdiri megah di bekas Taman Wilhelmina dengan desain arsitektur modern berornamen geometrik dari baja antikarat.

Dengan daya tampung 200.000 umat, masjid karya arsitek Frederich Silaban ini tampak begitu berwibawa.

GerejaBernardus Djonoputro Gereja
Semua kita mafhum, simbolisasi persandingan Istiqlal dan Katedral begitu tegar dan pasti.

Sambil memandangi patung Bunda di Katedral, saya semakin menyukuri indahnya kota Jakarta dalam segala kekiniannya.

Patung Bunda Maria di Katedral cantik memandang kita dengan damai, berbalut kebaya batik kreasi Anne Avanti, membuatnya semakin anggun dan bermakna. Damai.

Jakarta adalah kulminasi dari sejarah, budaya, tradisi dan keragaman. Wajar bagi warga menjadi gundah, bila ada yang ingin mengusik kota Jakarta. 

Terima kasih Jakarta, kota yang mengajarkan keragaman. Yuk, menapak di Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau