JAKARTA, KOMPAS.com - "Food and Beverage", atau biasa dikenal hanya dengan F&B, adalah sektor bisnis ritel yang tengah naik daun.
Bahkan, dalam tiga tahun terakhir F&B mendapat tempat khusus di pusat-pusat belanja melalui pengaturan kompisisi yang terus tumbuh.
Seiring dengan redupnya ritel konvensional-tradisional busana siap jadi, ritel F&B dianggap sebagai penyelamat para pemilik ruang pusat belanja dari kebangkrutan.
Baca juga: Peritel Makanan Makin Agresif, Gilas Peran Department Store di Mal
Karena ritel F&B-lah, pusat-pusat belanja di Jakarta, atau daerah-daerah lainnya, mampu bertahan dan terus ramai dikunjungi.
"Area F&B yang sebelumnya rata-rata sekitar 10 persen meningkat menjadi 20-30 persen di beberapa pusat perbelanjaan. Komposisi ini akan terus naik pada masa yang akan datang," kata Head of Research JLL James Taylor dalam keterangan tertulis, Rabu (23/5/2018).
James mengatakan, banyak pengelola pusat belanja yang kemudian menerapkan strategi mengakomodasi perita yang bersifat "menyenangkan orang". Yang terutama adalah peritel F&B.
Baca juga: Gerai Makan dan Hiburan Membuat Pusat Belanja Tetap Bertahan
Sebut saja Pondok Indah Group yang akan membangun Mal Pondok Indah jilid 3 dengan konsentrasi area F&B dan lifestyle lebih luas ketimbang department store atau gerai pakaian lainnya.
Berbeda dengan Pondok Indah Group, raksasa properti nasional Sinarmas Land justru terjun langsung melakukan ekspansi dan diversifikasi bisnis di bidang kuliner ini.
Mereka membeli hak waralaba Wee Nam Kee, merek kuliner asal Singapura, untuk kemudian dibuka di Jakarta.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.