Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menelusuri Tol Jakarta-Cikampek, Pengendali Kemacetan Trans Jawa

Kompas.com - 25/05/2018, 17:30 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ibarat urat nadi di dalam sistem peredaran tubuh manusia, Jalan Tol Jakarta-Cikampek memiliki peranan penting di dalam sistem jaringan Tol Trans Jawa.

Bahkan, Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk Desi Arryani sampai memberikan perhatian penuh kepada jalan tol yang telah beroperasi sejak tahun 1987 ini.

Tentunya, Desi mengatakan hal itu bukan tanpa sebab. Sebagai jalan tol yang memiliki empat lajur di masing-masing jalurnya, Tol Jakarta-Cikampek menjadi pengendali kepadatan arus kendaran untuk ruas tol lainnya.

Pasalnya, hampir sebagian besar ruas Tol Trans Jawa mulai dari Tol Cikopo-Palimanan atau Cipali di KM 72, hanya terdapat dua lajur untuk setiap jalur.

"Kita sama-sama tahu bahwa Jakarta-Cikampek merupakan ruas pertama sebelum masyarakat keluar Jakarta. Sehingga, Jakarta-Cikampek menjadi pengendali supaya lalu lintas tidak menyerbu ruas-ruas yang hanya 2-2," kata Desi saat menyampaikan arahan kepada jajaran petugas Jasa Marga pada kegiatan Apel Siaga Lebaran 2018 awal bulan ini.

Suasana lalu lintas di Tol Jakarta-Cikampek, Jumat (25/5/2018).Kompas.com / Dani Prabowo Suasana lalu lintas di Tol Jakarta-Cikampek, Jumat (25/5/2018).
Lantas, bagaimana kesiapan tol sepanjang 75 kilometer ini dalam menghadapi arus mudik nanti?

Kompas.com melakukan penelusuran guna mengetahui kondisi terkini jalan tol ini, Jumat (25/5/2018). Sebagai gambaran, jalur yang diamati hanya untuk ruas dari Jakarta menuju Cikampek.

Secara garis besar, kondisi jalan tol ini cukup baik. Meski memerlukan adanya peningkatan kualitas jalan lantaran di beberapa titik ditemukan adanya lubang jalan berukuran kecil serta kerusakan di beberapa lokasi.

Misalnya, kerusakan di sekitar KM 23 hingga KM 28 pada dua lajur sebelah kiri. Kerusakan yang terpantau cenderung diakibatkan beban yang diterima jalan.

Pasalnya, kedua lajur itu biasa digunakan sebagai jalur kendaraan yang bergerak lambat, truk ekspedisi, hingga truk tiga gandar atau lebih.

Hal lain yang juga perlu mendapat perhatian yakni mulai dari KM 10+400 hingga KM 21. Laju kendaraan cukup padat, akibat sebagian besar pengguna jalan memperlambat laju kendaraan mereka.

Kondisi proyek Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated) yang berada di ruas Tol Jakarta-Cikampek, Jumat (25/5/2018).Kompas.com / Dani Prabowo Kondisi proyek Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated) yang berada di ruas Tol Jakarta-Cikampek, Jumat (25/5/2018).
Hal itu disebabkan adanya pekerjaan Light Rail Transit (LRT) Jabodebek di sebelah kiri dan proyek Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated) di sebelah kanan yang dilaksanakan bersamaan.

Butuh waktu sekitar 15 menit untuk dapat keluar dari titik kepadatan sepanjang 11 kilometer ini dalam kondisi jalan normal.

Minimnya rambu serta petugas di area keluar masuk proyek Tol Jakarta-Cikampek Elevated yang digarap PT Waskita Karya (Persero) Tbk ini, juga perlu menjadi catatan bagi Jasa Marga selaku operator jalan tol.

Hal ini dikhawatirkan akan mengurangi kenyamanan pengguna jalan dalam berkendara.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau