Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
INVESTASI

Investasi Singapura di Pasar Properti Australia Meroket 141 Persen

Kompas.com - 22/05/2018, 15:00 WIB
Arimbi Ramadhiani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Investor Singapura tertarik pada Australia mengingat kedekatan negara, struktur sewa, dan transparansi pasar.

Hal ini membuat investasi dari jiran di Negara Kangguru tersebut meningkat empat kali lipat dalam 7 tahun terakhir.

Meskipun harga properti meroket, investasi mereka di pasar properti Australia melonjak bahkan sampai 141 persen.

Baca juga: Pengembang Indonesia Garap Kampung Modern di Australia

Menurut data terbaru Real Capital Analytics, lebih dari setahun nilai yang dibenamkan investor Singapura di Australia menjadi 3,5 miliar dollar AS (Rp 50 triliun).

Direktur regional Cushman & Wakefield untuk pasar modal di Asia Pasifik, Priyaranjan Kumar mengatakan, sejak Krisis Keuangan Global, investasi mereka telah meningkat empat kali lipat pada 2010.

Angka ini membuat lonjakan lebih dari 4 miliar dollar (Rp 57,1 triliun) pada 2017 dengan pertumbuhan gabungan tahunan tingkat 20 persen.

"Australia telah menjadi tujuan (investasi) properti di luar negeri yang populer bagi warga Singapura, terutama untuk dua generasi terakhir," ujar direktur konsultasi dan penelitian Knight Frank Singapura, Alice Tan.

Menurut Laporan Kekayaan 2018 Knight Frank, Australia menduduki peringkat kedua dalam daftar lima tujuan teratas di mana Ultra High Net Worth Individuals (UHNWI) Singapura berencana untuk membeli properti utama pada 2018.

Kumar menambahkan, komposisi tipe properti juga telah berevolusi secara dramatis. Properti hotel misalnya, menyumbang rata-rata 40 persen dari total investasi dalam dekade sebelumnya.

Sedangkan di sektor perkantoran kini menyumbang lebih dari 40 persen dari total investasi dan mencapai puncak 60 persen dari semua investasi tahun lalu.

Sementara industri, hotel, dan lahan pembangunan terus mendapat dukungan dari investor Singapura selama dekade terakhir.

"Di luar Singapura, Australia dan Inggris membanggakan diri sebagai dua pasar properti yang paling transparan dan stabil secara global bagi investor Singapura yang sebagian besar sangat institusional dalam pendekatan mereka terhadap investasi," jelas dia.

Dalam hal ini, Tan sependapat dengan Kumar. Pasalnya, menurut Tan, Australia memiliki ketahanan ekonomi, kemampuan beradaptasi, dan rekor pertumbuhan yang stabil selama 26 tahun.

"Hal ini memberikan lingkungan yang aman dan berisiko rendah untuk berinvestasi dan berbisnis," sebut Tan.

Selain itu, menurut Laporan Knight Frank 2017, tambahan 4.000 sumber daya manusia bermutu tinggi muncul di Sydney selama tahun lalu. Ini merupakan migrasi bersih tertinggi dari semua kota, secara global.

Kumar menyebutkan, banyak alasan Australia menjadi tujuan investasi yang paling disukai.

Bahasa, kualitas hidup, struktur sewa jangka panjang, tingkat transparansi pasar yang tinggi, undang-undang properti, hak milik tanah, dan pasar sekunder yang secara historis sangat likuid adalah beberapa faktor tersebut.

Selain itu, Tan mencatat bahwa dalam kasus Sydney, selama lima tahun terakhir, pasar properti mewah Sydney telah secara konsisten mengungguli rekan-rekan global.

"Kota ini telah mencatat pertumbuhan harga 10 kuartal berturut-turut yang konsisten di Indeks Kota Perdana Knight Frank, yang membandingkan pergerakan harga properti mewah secara global," katanya.

Bagian dari daya tarik negara ke Singapura adalah jaraknya yang lebih dekat ke kota singa, dibandingkan dengan kota-kota di Eropa dan AS untuk gaya hidup yang sama.

"Jarak tempuh 5 hingga 8 jam dari Singapura ke banyak kota di Australia membuat perjalanan lebih mudah untuk bisnis, liburan, kepemilikan multi-rumah dan pendidikan," kata Tan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau